JAKARTA, INDONESIA PARLEMEN – Pagelaran Seni Budaya Wayang NKRI sudah dimulai di tengah guyuran hujan‎. Meski demikian tidak membuat warga masyarakat yang hadir bubar. Mereka begitu antusias terutama ketika Panglima TNI Gatot Nurmantyo‎ mulai naik panggung menyampaikan sambutan.

“‎Seraya memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa kita dapat bersama-sama hadir untuk menyaksikan pagelaran wayang NKRI dengan judul Parikesit Jumeneng Noto,” sebelum acara dimulai, Jumat (29/9/2017).

Dandim 0503/Jakarta Barat (JB) Letkol Inf Wahyu Yudhayana mengatakan, pagelaran seni budaya Wayang NKRI ini merupakan rangkaian Hut TNI ke 72 yang jatuh pada 5 Oktober‎. Tema Wayang NKRI sengaja dipilih karena wayang sudah diakui UNESCO sebagai warisan maha karya kebudayaan Indonesia.

“Sejarah telah mencatat pewayangan, selain sebagai hiburan wayang juga menjadi media komunikasi yang paling efektif menyebarkan, pesan moral, ajaran agama, nasionalisme, patriotisme terutama dalam melawan penjajah,” ujarnya

Wahyu menjelaskan, di Republik Indonesia ada ratusan jenis wayang yang tersebar di ‎beberapa daerah. Namun, di antara itu ada yang hampir punah. Dari beberapa jenis wayah, TNI memilih 11 wayang yang ditampilkan dalam pagelaran budaya. ungkapnya

Pagelaran seni budaya ini merupakan bentuk cita-cita bersama dalam melestarikan budaya luhur dan diharapkan melalui pewayangan dapat terjadi kesinambungan dan penyesuaian dalam segala aspek.

“Terutama kepedulian dari dalang-dalang sepuh, dalang-dalang remaja, agar generasi muda Indonesia dapat mencintai, memelihara‎ dan melestarikan wayang,” kata Letkol Inf Wahyu Yudhayana 

Sementara itu Panglima TNI Gatot Nurmantyo dalam sambutannya mengatakan, sebagai Panglima TNI memang sengaja bekerja sama dengan Jaya Supratna untuk mempersatukan aneka ragam wayang‎ menjadi satu kesatuan dengan lakon Parikesit Jumeneng Noto yang mengisahkan tentan perang bratayuda dalam mempersiapkan pemimpin adil‎.

Judul Parikesit Jumeneng Noto kata Gatot, memiliki makna penting antara lain. Bahwa setiap peperang menyisakan penderitaan dan kehancuran dan tidak mudah membangun kembali akibat peperangan itu, karena butuh waktu panjang dan pengorbanan dan biaya tidak sedikit.

“Semoga pagelaran wayang ini bisa memberikan pelajaran kepada kita semua tentang pentingnya membangun persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkasnya (Leman)