JAKARTA, INDONESIA PARLEMEN – Munculnya situs yang menawarkan lelang perawan dan kawin kontrak, berdalih untuk pengentasan kemiskinan di tentang Pemerintah. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPA) Yohana Yambise menentang program semacam itu. Menteri menilai hal itu adalah merupakan perdagangan manusia.

“Pemerintah menentang keras adanya Lelang Perawan dan Kawin Kontrak yang belakangan beredar melalui situs nikahsirri.com,” kata Menteri Yohana seperti.

Menurut Menteri Yohana Yambise, program yang diluncurkan oleh Partai Ponsel ini dimaksudkan untuk mengentaskan kemiskinan dengan melelang perawan kepada kaum berduit atau nikah sirri bagi Janda.
“Jadi bila ada Perawan atau Janda tapi miskin yang memerlukan penghasilan hingga ratusan juta rupiah bisa mengikuti program tersebut. Dalam kontraknya nanti bisa diatur waktunya apa hanya 1, 2, 3 hari atau mingguan atau juga bisa  bulanan sesuai kemampuan finansial calon mempelai,” ungkapnya.
Menurutnya, Lelang Perawan dan kawin kontrak bila dapat dibuktikan, maka dapat dianggap sebagai bentuk eksploitasi kaum perempuan. Dalam Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, disebutkan bahwa: Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immaterial.
“Lelang Perawan dan kawin kontrak ini adalah salah satu bentuk eksploitasi kaum perempuan, Program ini sama halnya dengan pelacuran terselubung yang dibalut dengan prosesi lelang perawan dan kawin kontrak dengan modus agama. Saya mendesak pihak Kepolisian dan Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk segera menindaklanjuti situs terkait yang menyebarluaskan informasi yang menyesatkan masyarakat. Apakah dalam kasus ini terbukti adanya unsur eksploitasi sehingga melanggar pidana dan unsur pelanggaran norma kesusilaan dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik,” tandas Menteri Yohana Yambise.
Lebih lanjut lagi,  Menteri Yohana menambahkan,  masih banyak cara untuk mengentaskan kemiskinan salah satunya melalui program pemberdayaan ekonomi, politik dan lain sebagainya bagi kaum perempuan.
“Saya tidak membenarkan program mengentaskan kemiskinan melalui lelang keperawanan dan kawin kontrak. Program ini sudah merendahkan harkat martabat kaum perempuan sebagai manusia. Manusia bukan objek untuk di lelang. Kaum perempuan akan sangat di rugikan dalam lelang keperawanan ini,” tegasnya.
Untuk itu,  Dirinya menghimbau kepada seluruh kaum perempuan agar tidak mudah terpadaya atas bujuk rayu dan modus-modus kawin kontrak seperti ini. Lindungi diri kita dari praktik prostitusi terselubung ini.

“Jangan pernah terlibat ke dalamnya karena hanya merendahkan martabat kaum perempuan dan menguntungkan pelaku eksploitasi,” tutupnya. (Reinhard)