TANAH DATAR, INDONESIA PARLEMEN – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI Eko Putro Sandjojo, membuka secara resmi Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) ke-19 yang diberi tema bersaudara di bumi parigata mutiara  khatulistiwa ini di desa Kayu Bura Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah. Rabu (27/9/2017).

Gelar TTG ini merupakan salah satu cara yang sangat strategis bagi para pencipta sebuah karya inovasi teknologi untuk menyebarkan informasi dan teknologi hasil karyanya kepada masyarakat diseluruh Indonesia. Karena pada gelaran TTG ini seluruh daerah yang ada di 34 Propinsi di Indonesia ikut ambil bagian di dalamnya, sehingga kita dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang teknologi yang kita ciptakan, selain itu ajang TTG ini juga memiliki peluang besar untuk memasarkan teknologi kita kepada daerah lain.

Menteri Eko Putro Sandjoyo dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini potensi besar yang ada di Indonesia belum bisa dimaksimalkan oleh masyarakat. Penyebabnya salah satunya adalah faktor kurangnya keterampilan dan kemauan masyarakat yang masih rendah, sehingga potensi yang melimpah itu belum bisa dimaksimalkan dengan baik.

Untuk itu menurutnya gelar TTG ke-19 tahun 2017 ini merupakan strategi yang sangat penting, karena ajang untuk memasarkan hasil teknologi kepada masyarakat agar dapat meningkatkan ekonomi.

Pada kesempatan itu Menteri Eko Putro Sandjoyo juga mengatakan bahwa gelar TTG kali ini juga merupakan tantangan tersendiri bagi pelaku usaha bagaimana merubah ekonomi komperatif menjadi ekonomi kompetitif melalui teknologi tepat guna.

Dia juga menyampaikan bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan Pemerintah telah mengalokasikan anggaran yang sangat besar, dan setiap tahun anggaran tersebut ditingkatkan. Pada tahun 2015 yang lalu dana desa dianggarkan sebesar 20,8 T, namun karena daerah belum mampu memanfaatkan secara maksimal sehingga anggaran tersebut hanya terpakai 82% saja. Dan pada tahun 2016 Pemerintah meningkatkan anggaran menjadi lebih 2 X lipat yaitu sebesar 46,98 T, dan dari anggaran tersebut terjadi peningkatan pemanfaatan anggaran menjadi 92%.

Selain itu juga tercatat masyarakat dengan menggunakan dana desa tersebut mampu membangun 37 ribu unit lebih sarana MCK, selain itu juga saluran irigasi, pasar desa, jalan dan sebagainya.

Namun dana desa yang besar tersebut tidak lantas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan serta merta, namun secara bertahap hasilnya sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat kita untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Saat ini pemerintah memiliki 4 program unggulan untuk desa, yakni prokades, pembentukan embung desa, pembentukan badan usaha milik desa dan yang terakhir adalah pembentukan sarana olahraga desa. Semuanya ini adalah sarana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat perdesaan dari segala aspek kehidupan masyarakat.

Sementara itu Kabupaten Tanah Datar pada TTG ke-19 tahun 2017 ini mewakili Propinsi Sumatera Barat dengan teknologi unggulannya yang diberi nama “Burung Usir Burung”, teknologi tepat guna tersebut diciptakan oleh Arman alias Ajo dari Kecamatan Rambatan. Teknologi Burung Usir Burung karya Arman berhak mewakili Sumatera Barat setelah berhasil keluar sebagai yang terbaik pada tingkat Propinsi Sumatera Barat pada gelar TTG yang diadakan di Kota Bukittinggi beberapa waktu yang lalu.

Dan hasil penilaian pada tingkat nasional, nanti akan diumumkan oleh pihak panitia pada saat acara penutupan Gelar TTG XIX tahun 2017 pada tanggal 30 September di Kota Palu.

Kita berharap Kabupaten Tanah Datar mampu dengan teknologi Burung Usir Burung ini mampu memperoleh nilai tertinggi dan keluar sebagai terbaik pada tingkat nasional, sehingga ini tentunya akan mengangkat dan mengharumkan nama Kabupaten Tanah Datar.

Teknologi unggulan Burung Usir Burung ini dinilai berbeda, selama ini yang banyak kita jumpai dan banyak digunakan oleh sebagian besar petani di Indonesia untuk mengurangi resiko gagal panen dari serangan burung pemakan padi adalah orang-orangan sawah. 

Namun dengan menggunakan orang-orangan sawah tersebut hasilnya tidak memuaskan karena burung tidak takut. Namun dengan menggunakan teknologi burung usir burung yang diciptakan oleh Arman ini hasilnya sangat memuaskan, ini telah terbukti dengan hasil panen yang berlimpah, yaitu dalam 1 ha sawah pak Arman mendapatkan hasil 8 ton padi, dan ini merupakan capaian hasil yang sangat luar biasa.

Menurut pak Arman teknologi yang diciptakan ini biayanya sangat murah dan mudah, namun manfaatnya sangat luar biasa. Dalam 1 ha sawah kita cuma memerlukan 4 ekor burung saja untuk mengusir hama burung pemakan padi dan kita juga tidak perlu repot-repot untuk menjaga disawah. (Nazwira/Hms)