​BANJARBARU, INDONESIA PARLEMEN – Sambil lesehan warga antusias nonton bareng pemutaran Film G30S/PKI yang digelar di Lapangan Murjani Banjarbaru. Layar besar terpasang persis depan bangunan Balaikota Pemko Banjarbaru, panggung kecil pun disiapkan dengan dihiasi tanaman. Acara nonton bareng yang tidak hanya sekedar nonton, tapi benar-benar disiapkan sedemikian rupa.

Sebelum nonton bareng, pengunjung bahkan menyanyikan Lagu Indonesia Raya bersama. Panitia Pelaksana Badrul Ain Sanusi Al Afif ketua Parlemen Jalanan mengatakan bahwa jajarannya selalu mendukung acara Nobar dan mensuport TNI, bersama dengan pemerintah kota banjarbaru. Agar masyarakat banjarbaru tahu dan mengerti serta memahami nilai sejarah perjuangan.

Sebelum pemutaran film, Dandim 1006 Martapura menjelaskan tentang bahaya laten komunis bagi bangsa Indonesia. Komunis tidak mengakui adanya Tuhan, Atheis. Ideologi komunis juga bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Di banyak negara, juga di Indonesia, komunis telah membantai bangsanya sendiri. Di Kamboja contohnya, komunis membantai dua juta warga saat rezim Polpot berkuasa. Kepada para generasi muda harus menahami ini, agar tidak terpengaruh ideologi yang menyesatkan.

“Bahaya laten merupakan bahaya yang sewaktu-waktu dapat timbul, ada hal yang mendasar kenapa komunis dianggap bahaya laten dan dilarang di Indonesia. Komunis tidak sesuai dengan dasar negara Pancasila, terutama sila pertama,” ujar Dandim 1006/MTP Martapura, Letkol Arm Andi Murtopo, Jumat (29/09/17) malam.

Wakil Wali Kota Banjarbaru, Darmawan Jaya Setiawan, memberikan sambutan dan membuka kegiatan. Wali Kota Banjarbaru, H Nadjmi Adhani juga memberikan sambutan melalui saluran video yang disiarkan melalui layar lebar itu. Nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI merupakan  inovasi pada era reformasi untuk mengingatkan ke masyarakat bahwa bangsa Indonesia pernah memiliki sejarah kelam terkait penyebaran paham komunisme serta pemberontakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Film tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi bangsa Indonesia agar tidak membiarkan paham komunisme kembali tumbuh dan berkembang. Jangan sampai kita terperosok kedalam satu lubang untuk kedua kalinya dari penghianatan terhadap bangsa. Serta terhadap ideologi Pancasila yang sudah menjadi komitmen negara dan bangsa ini.

Dirinya memberikan dukungan agar pemutaran film G30S/PKI tersebut terus dilakukan. Sehingga, para generasi penerus bangsa yang ikut menonton pemutaran film dapat mengetahui serta memahami rantai sejarah bangsa yang berkaitan dengan paham komunisme. “Agar mereka bisa mengambil sebuah pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan berbangsa,” tuturnya.

Pada acara yang dihadiri Dandim 1006 Martapura Letkol Arm Andi Murtopo itu juga dilakukan penyematan pin anti komunis oleh Dandim 1006/MTP dan Kapolres Banjarbaru AKBP Kelana Jaya disaksikan oleh Wawali, Ketua DPRD Banjarbaru Iwansyah dan seluruh Forkopimda yang hadir.

Acara nobar diikuti ribuan masyarakat banjarbaru, Lsm, Organisasi Pemuda, Pelajar, Pramuka, Ketua DPRD Banjarbaru HR Iwansyah, Kapolres Banjarbaru AKBP Kelana Jaya, Kajari Banjarbaru Ferizal SH, Sekda Banjarbaru Drs Said Abdullah Msc, FKPD dan pejabat lainnya berbaur menyimak film hingga tuntas.

Ada juga makan bersama, walau sederhana tapi merakyat dan humanis. Berbaur bersama tak hanya masyarakat, TNI, Polri pun hadir di lokasi nonton bareng. (Jones)