JAKARTA, INDONESIA PARLEMEN – Beberapa minggu lalu pengendara di Kota Bandung sempat heboh karena ditegur petugas dengan menggunakan lampu lalu lintas. Ternyata, lampu lalu lintas yang bisa menegur pengendara itu juga sudah ada di Jakarta.

Kamera pemantau closed circuit television (CCTV) berpengeras suara sudah mulai terpasang di 14 persimpangan di Jakarta.  Melalui CCTV, petugas akan menegur langsung pengendara yang melakukan pelanggaran.

Dari halaman Facebook Jakarta Smart City, cara kerja lampu lalu lintas persis seperti yang ada di Bandung. Di lampu lalu lintas yang biasa disebut lampu merah itu dilengkapi CCTV dan pengeras suara.

“Dinas Perhubungan (Dishub) Pemprov DKI Jakarta telah memiliki fasilitas yang dapat meningkatkan ketertiban lalu lintas di Jakarta. Petugas yang memantau lalu lintas melalui CCTV, dapat menegur secara tidak langsung para pelanggar lalu lintas yang berhenti melewati marka garis stop. Petugas pun akan meminta para pelanggar tersebut untuk memundurkan kendaraannya hingga ke posisi yang benar,” demikian caption video tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadis) Provinsi DKI Jakarta, Andriansyah menjelaskan, CCTV sebetulnya sudah dipasang di beberapa tempat di wilayah Jakarta sejak 2012 lalu. Ribuan CCTV tersebut sudah terkoneksi dengan sistem Smart City DKI Jakarta. Namun, CCTV berpengeras suara baru dipasang di sekitar Thamrin.

“Menegur pengendara yang membandel dan menertibkan lalu lintas di wilayah Jakarta,” ujar Andri kepada wartawan, Minggu (1/10/2017) siang.

Dalam videonya terlihat petugas yang berada dicommand center menegur seorang pengendara motor yang berhenti melewati garis. Pengendara itu terlihat bingung dan memundurkan motornya ke belakang garis.

Di video itu juga disertakan gambar para petugas yang terlihat terus memantau layar sambil memperhatikan pengendara. Jika terlihat pengendara yang terindikasi melanggar lalin maka petugas akan menegurnya.

Dengan adanya alat seperti ini para pengendara di Jakarta diharapkan lebih tertib dalam berlalu lintas. Menurut dia, kesadaran pengendara akan tertib lalu lintas sulit terwujud bila tidak dibarengi dengan penindakan serta meningkatkan layanan transportasi publik.

Andri menjelaskan, sejumlah infrastruktur pendukung sedang dipersiapkan agar sistem ini bisa berjalan secepatnya di 14 titik persimpangan lainnya. Misalnya, kata dia, jaringan alat komunikasi agar tidak terkendala. Dibutuhkan data yang besar untuk melihat dengan jelas pelat nomor kendaraan.

Menurut dia, operator yang bertugas di pusat kontrol perlu koneksi baik agar dapat melihat gambar pengendara, pelat nomor kendaraan dan hal detail lainnya seperti pakaian yang dikenakan pengendara. “Kualitasnya harus baik, yang kita pasang memang sudah bagus namun harus tetap ditingkatkan agar tidak ada gangguan saat beroperasi,” kata dia. (Jones)