JAKARTA – Bandara Internasional Soekarno-Hatta dinobatkan sebagai bandara paling terkoneksi ke-7 di dunia atau ke-2 di kawasan Asia Pasifik berdasarkan laporan Megahubs International Index 2017 versi OAG, lembaga asal Inggris. OAG adalah perusahaan Air Travel Intelligence yang berbasis di UK baru saja merilis data Top 50 Megahubs International Index Tahun 2017 dengan menggunakan basis data  international seat capacity Juli 2016 sampai dengan  Juli 2017.

“Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia dengan jumlah pergerakan penumpang mencapai 60 juta penumpang per tahun dan terus meningkat. Guna mengakomodir tumbuhnya permintaan penerbangan dari berbagai negara ke depannya maka AP II kini tengah melakukan pengembangan baik itu di sisi udara maupun sisi darat,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis yang dikirimkan ke media, Minggu (08/10/17) siang.

Bandara Soekarno-Harta masuk peringkat ke-7 dunia, hanya selisih 1 poin dari Singapura, peringkat pertama diduduki oleh Heathrow, kemudian disusul Frankfurt, Amsterdam, Chicago US, dan Toronto Canada.

Namun, untuk kategori Regional Asia Pasifik, Bandara Soekarno-Hatta menduduki peringkat ke-2. Hasil ini serupa dengan hasil Top 50 Megahubs Index Tahun 2016 berbasis data departing schedule seat capacity, di mana Soekarno-Hatta juga menduduki peringkat 7 dunia dan hanya kalah oleh bandara-bandara Amerika.

“Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga terdapat rute internasional tersibuk kedua di dunia yaitu Jakarta-Singapura dengan jumlah penumpang mencapai 322.488 penumpang setiap bulannya. Hal ini menandakan bahwa Bandara Internasional Soekarno-Hatta mampu mempertahankan stabilitas operasional bahkan semakin baik dengan sejumlah rute baru yang dibuka, baik itu penerbangan domestik maupun internasional,” jelas Awaluddin.

Dalam laporan Megahub International Index 2017, Bandara Internasional Soekarno-Hatta mendapat nilai indeks konektivitas 256 atau hanya terpaut satu poin dari Bandara Internasional Changi, Singapura, yang meraih nilai 257.

Nilai indeks itu menggambarkan bahwa di Bandara Internasional Soekarno-Hatta terdapat sekitar 35.000 kemungkinan konektivitas internasional dalam jangka waktu satu hari. Ada pun dalam menentukan nilai indeks tersebut, OAG menghitung total kemungkinan konektivitas bandara untuk penerbangan datang dan berangkat dalam masa jendela waktu enam jam.

Sementara itu, kriteria untuk menentukan konektivitas di antaranya adalah penerbangan internasional menuju atau dari bandara tersebut, dan penerbangan internasional yang termasuk domestik ke internasional, internasional ke domestik, serta internasional ke internasional.

Menurut Awaluddin, stabilitas operasional di Bandara Internasional Soekarno-Hatta didukung oleh tiga hal yakni kesiapan infrastruktur bandara di sisi udara dan sisi darat termasuk terminal penumpang.

Kemudian, lanjutnya, sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, serta efisiensi dan efektifitas operasional yang semakin meningkat secara berkelanjutan seiring dengan implementasi programsmart airport. (Jones)