JAKARTA – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memberikan gelar Bapak Upah Murah dan Gubernur Tercepat Ingkar Janji kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan – Sandiaga Uno. 

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, pemberian gelar ini menunjukan bahwa Anies-Sandi tak memiliki keberpihakan kepada kesejahteraan buruh di Jakarta. Hal itu terkait dengan penetapan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta untuk 2018. Menurutnya UMP Jakarta lebih kecil dibandingkan kota penyangga seperti Bekasi dan Karawang.

“Anies-Sandi harus dihukum karena berbohong. Dibandingkan Bekasi, UMP DKI lebih murah ” kata Said Iqbal di Kantor DPP FSPMI-KSPI, Jakarta Timur, Rabu (8/11/17) siang.

Dia mengatakan, upah minumum Kota Bekasi dan Karawang yang akan segera ditetapkan bisa jadi lebih tinggi lagi karena Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) telah menetapkan kenaikan Upah UMP 2018 setiap provinsi umumnya naik 8,71 persen. Menurut Said, jika patokan kenaikan 8,71 persen yang dilakukan Pemprov Jawa Barat dijadikan acuan, UMP Bekasi dan Karawang akan melebihi Jakarta.

Dikatakannya, pada 10 November mendatang sejumlah kelompok buruh akan unjuk rasa di Balai Kota DKI untuk menghukum secara moral dan sosial dengan mencabut mandat dari Anies-Sandi yang mereka berikan pada saat Pilkada 2017.

Demontrasi buruh pada 10 November 2017 akan menuntut pemerintah pusat mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan, revisi Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta 2018, serta  menurunkan tarif listrik. Acara akan digelar mulai pukul 10.00 WIB di Balai Kota DKI, lalu sebagian menuju Istana Negara. Said mengklaim mampu menghadirkan 8 hingga 12 ribu orang dari total 20 ribu yang direncanakan akan dikerahkan.

Said menilai Anies-Sandi hanya berjanji dan berbohong dalam kontrak politik yang mereka tanda tangani secara resmi bersama Koalisi Buruh Jakarta saat akan menetapkan UMP DKI Jakarta 2018, nilainya lebih tinggi dari PP 78/2015. Menurutnya Anies – Sandi adalah pemimpin yang hanya pandai berkata-kata. Buruh tidak butuh kesantunan dari Anies-Sandi, melainkan kejujuran. Maka dia menyatakan akan terus melakukan perlawanan terhadap Anies-Sandi.

“Dia cepat berbohong, kami akan cabut mandat karena pembohong dan ingkar janji, khianat terhadap kontrak politik. Kalau dia tidak sanggup, tidak usah di tanda tangan kontrak politik,” kata Said.

Menanggapi hal itu, mantan Ketua Tim Sinkronisasi Pasangan Anies-Sandi, Sudirman Said mengatakan tidak pernah melihat kontrak politik Anies-Sandi dengan buruh saat kampanye. “Saya belum pernah lihat dokumen itu,” ujar Sudirman kepada wartawan kemarin, Rabu 8/11/17) siang.

Sudirman juga menyebutkan, dirinya bukan lagi bagian dari tim yang dibentuk jelang pasangan Anies-Sandi dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. (Jones)