TEMBAGAPURA – Pasukan keamanan dari TNI dan Polri, berhasil membebaskan warga yang di sandera kelompok kriminal bersenjata di Kp Kimbely.

Sebanyak 13 anggota Pasukan elit Kopassus bersama 30 personel Yonif Raider 751/Vira Jaya Sakti berhasil di terjunkan guna penyelamaan, pada Jumat pagi (17/11/2017).

Sementara disaat bersamaan satu tim dari Satuan Ton Taipur Kostrad juga melakukan pembebasan sandera di Kp Kimbely. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kol Inf M Aidi Nubic mengatakan, sebelum melakukan penyergapan di kedua wilayah tersebut pasukan elite Kopassus, Raider dan Tontaipur telah melakukan pengintaian selama dua hari. 

“Tim yang dipandu Satgas Para Komando dari Kopassus melakukan pengintaian selama dua hari sebelum melakukan penyergapan. Lalu pada Jumat pagi sekitar pukul 04.17 WIT disaat masih gelap pasukan melakukan penyerbuan di kedua kampung tersebut,” kata Kapendam kepada wartawan, Jumat (17/11/2017).

Menurut perwira menengah TNI ini, Pergerakan pasukan khusus tersebut dibawah koordinasi langsung Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Goerge Elnadus Supit,” timpalnya. 

Lalu, menurut dia, sebanyak 20 orang Pasukan Yonif Raider 754/ENK diatur sebagai pengamanan Ring Luar untuk penyekatan. “Kurang dari 2 jam atau sekitar 78 menit seluruh medan di kamp yang sebelumnya dikuasai kelompok kriminal bersenjata berhasil diduduki Kopassus, Raider dan Tontaipur. Lalu para kelompok separatis tersebut berhamburan melarikan diri ke hutan dan gunung,” ungkap Kapendam.

Kol Inf M Aidi Nubic menegaskan, karena cuaca berkabut sehingga belum dapat dipastikan apakah ada korban jiwa dari kelompok separatis saat penyerbuan berlangsung. “Setelah seluruh wilayah kedudukan separatis dikuasai Pasukan Elite TNI AD tersebut dan situasi dinyatakan aman, Pangdam XVII/Cenderawasih langsung berkoordinasi dengan Kapolda agar segera mengirimkan tim evakuasi dari Satgas Terpadu. Kemudian tidak terlalu lama Tim Satgas Terpadu TNI/Polri tiba di lokasi melaksanakan evakuasi,” papar Kapendam. 

Selama proses evakuasi, kata Kapendam, juga masih mendapatkan gangguan tembakan dari atas ketinggian oleh kelompok bersenjata, bahkan Pangdam Mayjen TNI George E Supit hampir tertembak. (Hadi)