JAKARTA – Alumni 212 akan menggelar reuni akbar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta pada 2 Desember 2017. Acara reuni itu rencanya dimulai dengan Shalat Subuh berjamaah di Monas dan diperkirakan acara selesai pukul 11.00 WIB. Namun menurut polisi, kegiatan akan dipusatkan di Masjid Istiqlal.
Ketua Umum Pengurus Pusat (Ketum PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan pihaknya tidak akan ikut dalam kegiatan reuni akbar Alumni 212 yang rencananya akan dilaksanakan 2 Desember 2017 tersebut.

Menurut Haedar, Kegiatan aksi unjuk rasa bukan kebiasaan dari Muhammadiyah. “Muhammadiyah tidak melakukan kegiatan seperti itu. Lebih baik waktunya digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif,” katanya kepada wartawan saat ditemui di Aula PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/17) siang.

Dirinya mengatakan lebih baik Muhammadiyah ikut meramaikan Hari Kemerdekaan Indonesia. “Ya lebih baik reuni 17-08-1945 saja,” imbuhnya.

Dia menambahkan, aksi masa 212 merupakan sebuah permasalahan umat Islam ketika mantan Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diduga melakukan penistaan terhadap agama.

Polda Metro Jaya juga telah melakukan persiapan pengamanan terkait reuni akbar 212 ini dengan mengerahkan 85 ribu personel gabungan.

“Meminta untuk setiap Polres di seluruh Indonesia melakukan antisipasi pergerakan massa agar tidak datang ke Jakarta,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Argo Yuwono pada wartawan, Kamis (23/11/17) lalu.

Dia mengatakan, dalam aksi reuni 212 rencananya dipusatkan pada Masjid Agung Istiqlal, DKI Jakarta. Ini dimaksud agar tidak mengganggu ketertiban umum.

“Tadinya, paniti meminta di sekitar Monas, Jakarta Pusat, tetapi hal itu tidak dapat terlaksana dikarenakan akan mengganggu aktivitas pengunjung yang hendak menikmati keindahan Monas dan tempat wisata lainnya sekitar daerah itu,” katanya.

Reuni Alumni 212 rencananya akan dilaksanakan di Monas, dimulai dari salat subuh berjamaah hingga pukul 11.00 WIB, pihak Polda Metro Jaya mengimbau agar kegiatan tersebut dilaksanakan di Masjid Istiqlal saja.

“Agar tidak mengganggu ketertiba umum, karena Monas juga merupakan tempat wisata,” papar Kabid Humas Polda Metro Jaya ini.

Dalam pemusatan di Masjid Agung Istiqal, maka sistem pengamanan akan lebih terstruktur dan terukur bila terjadi bentrokan, juga pada pengamanan aksi tersebut lebih berkonsentrasi pada daerah-daerah keramaian maupun akses jalan tol maupun fasilitas layanan umum lainnya. (Jones)