JAKARTA – Massa yang tergabung dalam Koalisi Aksi Bersama untuk Keadilan dan Demokrasi mendatangi Kementerian BUMN dan Istana Negara, mendesak agar Direktur Utama PT Telkom segera di pecat karena dinilai gagal dan rasis.

Aksi Massa ini merupakan gabungan dari Aliansi Ummat Islam Bersatu, Aliansi Masyarakat Peduli Keadilan, Barisan Rakyat Untuk Keadilan dan Gerakan Nasional Untuk Demokrasi.

Di tengah guyuran hujan, massa yang jumlahnya sekitar 800 ini membawa spanduk dan poster bertuliskan ‘Copot ALEX J SINAGA, jika ingin Selamatkan PT Telkom Dari ambang Kehancuran.!’ Semenjak dipimpin oleh Alex J Sinaga, PT Telkom mengalami banyak problem besar.

Satelit Telkom – 1 yang mengalami kerusakan permanen yang mengakibatkan kerugian negara. “Ini semua harus diusut tuntas, dan copot Alex sekarang juga,” kata Koordinator Aksi, Mahfud Rabu (25/4/2018).

Alex juga dinilai gagal menetapkan skala prioritas. Dimana, pengerjaan Satelit Telkom – 1 baru dimulai pada 2016, lebih 2 tahun setelah masa operasi satelit Telkom -1 yang berakhir pada 2014.

Selain itu, penerapan standar Quality of Service oleh manajemen PT Telkom dianggap gagal, ditambah lagi dengan pernyataan secara sepihak yang menyatakan bahwa satelit Telkom-1 masih dapat beroperasi hingga 2019. “Pihak manajemen Telkom tidak menyiapkan mitigasi resiko (backup) dengan menyewa dari operator satelit lain,” tegasnya.

Yang lebih disayangkan lagi, lanjut Mahfud, manajemen Telkom disinyalir tidak mematuhi peraturan perundangan-undangan tentang satelit. Jika ini benar terjadi, tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka Aparat Penegak Hukum termasuk Badan Inteljen Negara harus melakukan penyelidikan mendalam karena fungsi satelit sangat strategis dan terkait erat dengan pertahanan dan keamanan negara.

Selain permasalahan kinerja, Alex juga dikenal sebagai sosok yang diskriminasi. Hal ini kata Mahfud terlihat dalam pendistribusian dana CSR. Dibeberapa tempat, Telkom memberikan bantuan untuk Gereja-gereja secara jor-joran. Tapi tidak untuk masjid.

“Ternyata, diskriminasi pendistribusian dana CSR ini bukan yang pertama terjadi. Baru beberapa bulan menjabat sebagai CEO Telkom, tepatnya di bulan Mei 2015, Alex Sinaga memberikan instruksi agar Telkom membantu pembangunan gereja di Mansinam, Papua Barat,” tegasnya.

Selain diskriminasi pendistribusian dana CSR, terjadi juga diskriminasi dalam hal Penunjukan vendor dan penempatan posisi-posisi strategis di Telkom. Hal ini sudah menjadi rahasia umum dan banyak diberitakan di media semenjak Alex Sinaga menjabat CEO Telkomsel.

Massa aksi menuntut agar pemerintah memberhentikan Alex Sinaga sebagai Dirut Telkom dan melakukan perombakan terhadap direksi TELKOM yang tidak kompeten, agar TELKOM dapat dikelola dengan baik dengan mengedepankan good corporate governance.

Meminta kepada Menteri BUMN untuk segera mencopot Alex J Sinaga sebagai Dirut PT Telkom dan tidak memilih kembali Alex J Sinaga dalam RUPS

Usut tuntas penyebab kerusakan permanen satelit Telkom-1 yang telah merugikan banyak pihak termasuk Kerugian Negara. Mengusut tuntas pendistribusian dana CSR Telkom yang diskriminatif terhadap kelompok atau golongan tertentu.

Meminta Alex J Sinaga segera mundur dari Dirut PT Telkom karena tidak berlaku adil terhadap pendistibusian dana CSR. “Mendesak Presiden Jokowi untuk segera menginstruksikan kepada Menteri BUMN agar segera menggantikan Alex J Sinaga dari Dirut PT Telkom,” tandasnya seraya menyebut Selamatkan PT Telkom Sekarang Juga, Atau Tidak Sama Sekali…!! Kalau Bukan Sekarang, Kapan Lagi..!! Kalau Tidak Sekarang, Kapan Lagi…!!. (Rochman)