LANGSA – Pendidikan karakter merupakan bagian terpenting bagi anak-anak di negeri ini yang harus dibarengi dalam pendidikan umum lainnya. Bahkan presiden mengeluarkan peraturan khusus tentang pendidikan karakter ini dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

“Perpres ini mengamanahkan gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati,olah rasa, olah pikir dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat, sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental,” demikian dikatakan Sekretaris Daerah Kota Langsa, H.Syahrul Thaib,SH,M.AP, saat membacakan amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) terpusat di Lapangan Merdeka Langsa, Rabu (2/5).

Dijelaskannya, bahwa saat ini kita patut bersyukur, karena ternyata antusiasme masyarakat terhadap gerakan PPK ini luar biasa. Tidak terhitung jumlahnya praktik-praktik pendidikan karakter yang dilakukan oleh masyarakat secara sukarela terhadap anak didik.

Lanjutnya, masyarakat menyadari bahwa penguatan karakter dan literasi bagi warga negara merupakan bagian penting yang menjadi ruh dalam kinerja pendidikan dan kebudayaan, yang memerlukan pelibatan semua komponen bangsa. Sebagaimana dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara yang menempatkan pendidikan karakter dalam tripusat pendidikan, yaitu sekolah, rumah dan masyarakat.

“Salah satu bentuk penguatan tripusat pendidikan adalah pelibatan keluarga dalam mendukung suksesnya pendidikan anak serta penguatan karakter. Sehingga guru, orang tua dan masyarakat harus menjadi sumber kekuatan untuk memperbaiki kinerja dunia pendidikan dan kebudayaan dalam menumbuh kembangkan karakter dan literasi anak-anak Indonesia,” sebut Syahrul.

Tambahnya, pelaksanaan tripusat pendidikan ini harus dilakukan secara simultan menjadi lahan subur sebagai tempat persemaian nilai-nilai religius, kejujuran, kerja keras dan gotong-royong bagi para penerus kedaulatan dan kemajuan bangsa ini. Oleh karena itu, mau tidak mau dunia pendidikan dan kebudayaan harus terus-menerus menyesuaikan dengan dinamika tersebut. (Yuni)