JAKARTA – Potret anak bangsa Indonesia yang rela berjualan Koran demi menyambung hidup dan sekolah, Putra nama seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah kelas 2 SD ini, ia mengaku berjualan Koran di Taman Ismail Marzuki Cikini – Jakarta Pusat, demi menyambung kebutuhan hidup.

Terkadang, ada yang lebih beruntung berada di tengah keluarga serba berkecukupan, namun ada juga yang menghabiskan masa kecilnya dengan bekerja keras membantu perekonomian orangtuanya.

Apapun kondisinya, anak-anak adalah sebagai penerus bangsa yang mempunyai semangat tinggi dan tak pernah berhenti mengejar cita-citanya. Tak dapat dipungkiri Potret sebagian bangsa Indonesia memang masih hidup dalam kemiskinan. Tetapi semangat kemerdekaan bukan berarti pula telah luntur di hati sanubari mereka.

Rasa Nasionalisme masih melekat didalam jiwanya, walaupun masih bertempat tinggal di sebuah rumah berpetak. Tidak ada sedikitpun tabungan modal yang dimiliki, melainkan hanya tabungan cinta terhadap tanah air dan bangsa. Modal yang dimilikinya hanyalah ikhtiar dan semangat meskipun diantara kalangan mereka masih menggantungkan hidupnya kepada penjualan koran.

“Tetapi mereka bukanlah sampah masyarakat, melainkan korban dari Pemimpin yang telah mencuri kebahagiaan rakyatnya. Melindungi, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Negara Indonesia. Saat ini cita-cita itu perlahan-lahan sudah terlunasi dan di terima oleh sebagian masyarakat Indonesia. Banyak diantara kita sekarang yang sudah mandiri, mendapat pendidikan, kesehatan. Namun Terlepas dari itu semua masih banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam garis kemiskinan.Sentuhan pemerintah masih langkah dirasakan bagi daerah, hampir di seluruh pelosok negeri,” terang aktivis anak, Arya.

Rusaknya mental dan akhlak menjadi penyakit utama yang harus diperangi dalam jiwa. Apa lagi masih begitu banyak persoalan yang datang mengobrak-abrik tanah ibu Pertiwi Indonesia.

Walau tidak seberuntung anak-anak seusianya yang mampu mendulang pendidikan di kota-kota besar, semangat mereka untuk bersekolah tidak pernah surut. Buat mereka, ilmu yang dimiliki bisa jadi jalan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dan cara untuk berkontribusi bagi negeri tercinta Indonesia. (Rochman)