JAKARTA – Perayaan Pawai Budaya Trisuci Waisak dilangsungkan di sepanjang Kota Tua, Glodok Taman Sari, Jakarta Barat. Acara yang di gelar pukul 09.00 wib dan berakhir pukul 12 siang, pada hari ini Minggu 06 Mei 2018. Adapun beberapa rangkaian perayaan hari raya Trisuci waisak ini di ikuti iring-iringan Pawai yang menampilkan seni budaya nusantara dari TNI-POLRI.

Diantaranya Seni Reog Ponorogo yang di tampilkan oleh kesatuan POLRI MetroJaya, Seni Barongsai dari Kesatuan Korps Marinir, serta ada Ondel – ondel betawi dan juga Pengamanan Khusus dari Kopassus serta Densus 88 Brimob, serta Baksos Pengobatan Medis Gratis untuk Masyarakat yang datang kelokasi, serta Panggung hiburan pentas seni tari dan orgent musik.

“Acara cukup meriah, antusias warga untuk melihat acara ini, disertai pertunjukan Reog Ponorogo dari Polda Metro Jaya yang berpusat di Kota Tua Fatahila-Jakarta Kota. Pada detik detik Trisuci Waisak ini digelar ritual pindapatta dengan memberikan dana, makanan yang berupa Sembako pada para Bhiksu yang dilakukan oleh seluruh umat budha dengan tujuan memberikan kesempatan pada seluruh masyarakat yang ingin melakukan kebajikan, Kebaikan dan Cinta Kasih Sesama Mahluk Ciptaan Tuhan,” ungkap Ketua Umum Panitia Gema Waisak Nasional 2018, biksu Dhammakaro. Minggu (6/5/2018).

Kemudian rangkaian Ini merupakan 3 hal pokok yang berupa upacara khusus untuk memperingati Trisuci Waisak yang kemudian juga diikuti dengan adanya pradaksina, pawai, dan berbagai acara kesenian lainnya.

“Trisuci waisak ini juga dimanfaatkan oleh umat Budha untuk menghormati dan merenungkan segala sifat luhur dari Tiratana yaitu Buddha, Dharma, dan Sangha. Kemudian memperkuat Saddha atau keyakinan yang benar berdasarkan tekad, membina Paramita atau sifat baik yang berasal dari Para Leluhur, mengulang kembali dan merenungkan khotbah dari sang Buddha,” jelas sang biksu.

Acara Trisuci waisak ini merupakan rasa andil untuk bangsa Indonesia sebagai sebagai Rasa kepedulian untuk membantu dan mensejahterakan nilai luhur seni budaya serta cinta kasih yang mempunyai hati nurani untuk melihat rakyat indonesia yang kurang mampu dengan memberikan sebagian rezeki dari umat Budha kepada yang kurang mampu. (Rochman)