JAKARTA – Pelaku sejarah reformasi, salah satunya Sri Bintang Pamungkas, aktivis ’98 ini mengkritik Amien Rais terkait beberapa pernyataannya akhir-akhir ini. Sri Bintang menganggap eks Ketua MPR itu bukan bapak reformasi.

“Amien Rais menyimpang, bisa dibilang begitu,” papar Sri Bintang dalam diskusi bertajuk ‘Peringati Lengsernya Soeharto, Amien Rais, Bapak Reformasi?’ di UP2YU Coffe & Resto Ibis Budget Hotel Cikini, Jakarta, Senin (7/5/18) siang.

Dalam diskusi yang digelar oleh Komunitas Cikini dan Jaringan Aktivitas Reformasi Indonesia (Jari 98) itu, selain Sri Bintang dan Faizal, turut hadir Kapitan Kelibay, peneliti dari Indonesian Public Institute (IPI); Wahab Talaohu, aktivis ’98; dan pengamat politik Boni Hargens.

“Amien Rais pengkhianat, dia pernah mengatakan sudah minta maaf kepada ini-itu. Dia harus minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia tentang kesalahannya melakukan amendemen,” ujar Sri Bintang.

Dalam diskusi ini dia lebih banyak mengulas tentang tragedi lengsernya Presiden Soeharto kala itu. Sri Bintang mengatakan, saat itu Amien mendukung Gus Dur menjadi presiden dan sesudahnya Amien mendukung Megawati.

Faizal Assegaf, Aktivis ’98 lainnya mengatakan Amien Rais ingin menjadi pahlawan. “Amien selalu menyalahkan Presiden Jokowi jika ada masalah, layaknya di zaman Soeharto dulu,” jelas Faizal.

Menurutnya, Amien Rais seolah-olah menempatkan Jokowi seperti Soeharto. Semua seolah-olah disalahkan ke Pak Jokowi. “Saya tak pernah menemukan Pak Amien Rais menyalahkan gubernur, bupati, DPR, DPD. Tapi semua disalahkan ke Pak Jokowi,” ujarnya.

Faizal lalu mengungkit beberapa sikap Amien di zaman dulu. Dia membandingkannya dengan era saat ini.

“Dia mengatakan ada ‘partai setan’ dan ‘partai Tuhan’. Itu terulang di tahun ’99, Pak Amien sudah jadi setan sebenarnya. Di tahun 1999 Pak Amien itu menghasut umat Islam, bahwa umat Islam mengharamkan presidennya perempuan. Dan dimenangkan Gus Dur,” papar Faizal.

Faizal menyebut kepentingan Amien di era kepemimpinan Gus Dur tidak terpenuhi. Amien lalu melengserkan Gus Dur dan dia memilih Megawati menjadi presiden. Alasan itulah yang membuat Faizal berpendapat bahwa Amien Rais tidak konsisten dan tidak cocok dikatakan sebagai bapak reformasi.

Wakil presiden ke-6 Indonesia, Try Sutrisno sebelumnya juga pernah menyampaikan kekecewaannya terhadap Amien Rais. Try menyebutnya sebagai pengkhianat bangsa. Menurutnya, saat menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien tak konsisten dalam langkah mengamandemen UUD 1945 yang terjadi selama empat kali di eranya menjabat, 1999-2004.

Try Sutrisno kecewa karena amandemen konstitusi membuat MPR sebagai lembaga tinggi negara kehilangan taring, karena tak berwenang lagi melantik presiden. Try juga menyesalkan amandemen konstitusi itu membuat hilangnya porsi utusan golongan. (Truspal/Jones)