JAKARTA – Tulisan Prastowo menguji 6 klaim Rizal Ramli Fakta atau Mitos adalah sebuah sensasi belaka, agar dikenal publik. Padahal ada beberapa data yang disebutkan ngawur.

Prastowo ini dengan basic pendidikan akuntansi dan filsafat, mencoba berargumen dan mengajak debat Rizal Ramli.

“Bagi saya Prastowo sedang mencari popularitas tengik agar dilirik Jokowi. Pasalnya, dia mencoba menantang Rizal Ramli untuk menggantikan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang diajak Rizal berdebat namun menolak,” terang Pengamat Politik, Jerry Massie kepada indonesiaparlemen.com. Minggu (27/5/2018).

Secara disiplin ilmu pure science or applied science dan empiris dan rasional keduanya bak langit dan bumi. Jika Prastowo ingin menantang Rizal, maka dia harus duduk 4 kali duhulu sebagai menteri, baru bisa ajak debat.

“According to me so far away economic analysis and forecast analysis methods Rizal Ramli that is amazing and awesome. How about Pratowo? Hemat saya di Indonesia jarang ada ahli ekonomi seperti RR,” jelasnya.

Analisis ekonomi Rizal right time and right place. Saat ini economic growth kita 5,01 persen masih kalah jauh di era SBY dengan 6,8 persen. Debting atau hutang membengkak 10,7 persen menjadi Rp 5000 Triliun. Rupiah Rp 14.200 terburuk di Asia. Apa yang harus kita puji. Rizal berpendapat ini warning bagi ekonomi Indonesia. Hal yang disampaikan Rizal dan input-nya cukup constructive kenapa harus di bantah?

“Menurut pandangan saya ini pertarungan mahasiswa doktoral dari Universitas ternama dari Amerika yakni Boston University dan mahasiswa lokal yang peringkatnya cukup jauh,” ungkapnya.

Begitu pula, terang Jerry. RR seorang ahli makro dan mikro ekonomi ditantang Prastowo seorang yang bukan ahli dibidang makro ekonomi. Rizal jebolan ITB paham soal statistik, sedangkan Prastowo, dirinya bingung mau dibilang ahli pajak tidak juga.

“Saya lihat “politik cari muka” sedang diperankannya untuk panggung politik. Seakan membela pemerintahan Jokowi. Siapa tahu beruntung, nantinya dipanggil masuk di kabinet Jokowi sebagai ‘pahlawan kesiangan’,” ujarnya.

Bisa saja dia ajak berdebat, tapi saran Jerry kepada Bung Prastowo ini jadi 4 menteri terlebih dahulu, dulu baru menantang Rizal Ramli.

Dalam dunia filsafat ada aksiologis, ontologis, epistemologis, metafisika. “Cogito Ergo Sum” (saya berpikir maka saya ada) sebuah pandangan Filsafat terkenal asal Prancis Rene Descartes. Dalam hal ini dirinya coba berpikir apakah dia mampu menaklukan si “Rajawali Ngepret”. Mustahil! itulah kata yang tepat baginya.

Secara eksistensi jauh berbeda, esensi, substansi apalagi wujud keduanya tak berimbang.

Sebetulnya ini perlu dilihat secara rasional Premis 1, Prastowo menantang Rizal pasti ada maksud politik Premis 2, Pratowo mengambil moment yang tepat untuk mendongkrak popularitas namanya 3. Tak diminta, namun menawarkan diri sendiri 4. Mencari peruntungan dengan membela pemerintah 5. Mana bisa seorang berlatar belakang pajak menantang ahli ekonomi mikro dan makro.

“Pertanyaan saya, apa analisis ekonomi dan ramalan ekonominya pernah terjadi? seperti yang pernah dilakukan RR saat economic crisis melanda negeri ini tepatnya 20 tahun lalu, bagaimana dia tahu situasi dan kondisi sedangkan ia tidak pernah duduk sebagai menteri? Data-data semua ada di BPS, Kementerian dan KSP tinggal kita copy paste, mudah saja kan. Tapi apakah ini hasil riset dan kajian yang dipaparkan,” ucapnya.

Siapa yang seperti RR, saat menjadi menko Perekonomian di zaman mendiang Gus Dur mampu menaikan pertumbuhan ekonomi dari -3 hingga 4% ini belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia. Belum lagi economic policy and goverment policy, economic concept yang dibikin RR. Terus Prastowo apa prestasinya dan kontribusinya buat Indonesia?

“Apa keistimewaan Pratowo dibanding RR. Kalau RR menantang SMI bukan mencari posisi waktu ditawarkan menteri sempat ditolaknya. Popularitasnya sangat berbeda dengan Pratowo. Justru lain jika deputi kementerian keuangan yang menggantikan debat dengan RR maupun Kementerian BUMN. Hal ini “It’s not beyond beliefe” (atau tak masuk akal) suddenly, si Prastowo menawarkan diri berdebat dengan Rizal Ramli,” paparnya.

Ini bagaikan dalam dunia tinju, dimana tiba-tiba si leher beton Mike Tyson raja “fighter” ditantang Khaosai Galaxy petinju kebanggaan Thailand. Ini seperti duel Kelas Bantam vs Kelas Berat. Atau dalam sepak bola tim “Panzer” Jerman tiba-tiba ditantang timnas Vietnam. Bisa saja Vietnam menang tapi banyak melakukan “diving” atau cara lain.

Justru, jika RR berdebat dengan Prastowo maka akan menurunkan image dari RR itu sendiri. Biarlah istilah “anjing menggongong khafilah berlalu” atau dengan kata lain tidak usah diladeni celotehan Pratowo, keep going walking or just relax saja.

Biasa dirinya mau dikenal, viral dan menjadi trending topic di netizen maka dia membuat sensasional.

Berbeda dengan RR sudah populer duluan ketimbang dirinya. Masyarakat tahu kok! siapa yang berkualitas serta berkelas bahkan mana yang high quality and low quality, paham economic condition, market brand atau market condition atau mampu memberikan point of view.

“Ini kan tahun politik, jangan sampai ada upaya political interest hingga menjegal RR mencalonkan diri sebagai calon presiden,” tutupnya. (Glen)