KABUPATEN TANGERANG – Yandri Permana, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Pakuhaji mengatakan malam diturunkannya Alquran yang disebut dengan malam Nuzulul Quran merupakan wujud rasa syukur dan kebahagiaan bagi umat Islam atas turunnya Alquran.

Pasalnya sebagai salah satu momen terpenting bagi umat Islam pada bulan suci ramadhan, Nuzulul Quran bisa diperingati dengan banyak cara khususnya melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pembacaan Alquran.

Selain itu, Nuzulul Quran yang bertepatan dengan malam Lailatul Qadar ini juga sebaiknya dijadikan sebagai ajang meningkatkan ibadah. Pasalnya, di waktu-waktu terakhir Ramadhan biasanya orang sudah mulai bermalas-malasan untuk beribadah dan datang ke masjid.

“Masjid ramai biasanya hanya di awal-awal Ramadhan saja,maka dari itu, ini bisa menyemangati orang untuk meningkatkan ibadah di akhir Ramadhan,” kata Yandri, Jumat (1/6/2018).

Dikatakannya,bahwa Nuzulul Quran adalah bentuk rasa syukur Umat Islam karena mereka terpilih untuk mendapatkan satu kitab suci paling hebat dan paling lengkap yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW.

“Al-quran sebagai kalam Allah SWT benar-benar dijaga kemuliaannya oleh Allah SWT dan tidak bisa dijamah kecuali oleh para malaikat yang suci,” terang yandri.

ia berpendapat, alasan dipilihnya Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Alquran yaitu karena ini merupakan bulan yang suci. Dalam sejumlah riwayat, Allah SWT juga menurunkan kitab-kitab samawi sebelum Alquran seperti Taurat, Zabur dan Injil pada bulan Ramadhan.

Menurutnya, Alasan waktu penurunannya yaitu di malam hari, Di dalam sebuah hadis disebutkan, pada sepertiga malam terakhir Allah Swt turun ke langit dunia dan berjanji bagi siapa saja yang masih terjaga untuk beribadah dan berdoa akan diberi ampunan oleh Allah SWT.

“Pada saat orang memasuki malam itu semuanya hening, jiwa dan pikiran dalam keadaan kosong, pada saat itulah rahmat Allah tercurahkan,” terangnya.

Oleh karena itu, kata yandri.sebagai hamba Allah SWT, manusia khususnya umat Islam harus menghargai kalam Allah SWT itu dengan baik.

“Memperlakukan Alquran tidak sama seperti memperlakukan buku, misal dengan cara meletakkan mushaf di tempat terbaik, atau mendengarkan dengan baik orang yang membaca Alquran,” katanya

Selain itu, Nuzulul Quran ini merupakan momen yang tepat untuk menyadarkan Umat akan pentingnya Alquran Jangan sampai masih ditemukan anggota keluarga Muslim yang tidak bisa membaca Alquran. Membaca yang dimaksud tentunya dengan cara yang baik sesuai kaidah ilmu tajwid.

“Tidak hanya di baca saja tetapi juga dipahami artinya dengan akal dan hati lalu mengamalkan nilai-nilainya yang mulia dalam kehidupan sehari-sehari. Sebagai bangsa Indonesia kita berharap agar penghayatan terhadap nilai Alquran yang mulia dan manusiawi semakin meningkat sehingga kita bisa menjadi bangsa maju yang penuh dengan nilai-nilai spiritual,” imbuhnya. (Surta)