KABUPATEN TANGERANG – Pemandangan yang tak sedap dilihat mata seusai libur lebaran, karena banyaknya tumpukan sampah di sepanjang jalan utama dari Kecamatan Kresek, Balaraja, Mauk, Sepatan sampai Pakuhaji, mirisnya sampah tersebut dibiarkan selama berhari-hari karna belum adanya penanganan dari petugas terkait.

Akibat tumpukan sampah tersebut, akhirnya warga sekitar dan pengguna jalan mengeluhkan bau menyengat yang tak sedap di sekitar lokasi tersebut.

Informasi yang dihimpun Indonesia Parlemen.com, bahwa tumpukan sampah tersebut sudah berhari-hari menumpuk di sepanjang jalan tanpa adanya petugas pengangkut sampah yang mengangkutnya.

Seharusnya tumpukan-tumpukan sampah disepanjang jalan utama itu harus mendapatkan penanganan yang optimal, setelah dikumpulkan, harus sesegera mungkin untuk diangkut dan dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Desa Jatiwaringin, Kecamatan Mauk agar tidak terjadinya penumpukan sampah tersebut.

Namun, sampah-sampah yang sudah menumpuk itu belum diangkut sejak libur lebaran. Sehingga semakin menumpuk dan mengeluarkan bau tak sedap.

Menurut Jamal warga yang juga pemerhati lingkungan asal Pakuhaji kepada awak media menuturkan jalan yang menjadi tumpukan sampah ini merupakan jalan utama yang setiap hari dilintasi warga maupun pejabat. Baik pejabat desa, kecamatan maupun pejabat pemerintah kabupaten tangerang.

“Tidak mungkin para pejabat tidak melihat sampah yang menumpuk saat melintas di jalan-jalan utama ini. Jadi saya harap mereka tidak cuek melihat kondisi ini,” ujarnya. Sabtu (23/06/2018).

Diharapkannya, pemerintah desa maupun kecamatan harus secepatnya melakukan penanganan yang lebih efektif.

“Ini terkesan pembiaran namanya, seharusnya penanganan sampah itu harus diprioritaskan terlebih seusai libur lebaran,” imbuhnya. (Surta)