NUSA TENGGARA TIMUR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kupang menggelar pertemuan sosialisasi kampanye Meales Rubela (MR) tingkat Kota Kupang tahun 2018. Pertemuan yang dihadiri dan di buka langsung oleh Walikota Kupang, Dr. Jefirtson R Riwu Kore MM, MH. di aula Hotel Swiss – berlinn kristal Kupang. Kamis (19/7/2018) pagi.

Turut hadir dalam kegiatan ini sebagai Narasumber dan tamu undangan antara lain, kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. I Wayan Ari Wijana S. Putra, M.Si. Ibu wakil ketua TPP Kota Kupang, Perwakilan UNICEF Kota Kupang, peserta berjumlah 200 orang, di antaranya OPD lingkup pemkot kupang, TP PKK kota kupang, para Camat se kota kupang, kepala puskesmas se kota kupang, Rumah Sakit se kota kupang, Organisasi profesi, Stakeholder terkait, Wartawan media cetak, elektronik, dan online serta pihak swasta (Bank, pusat perbelanjaan, Telkomsel, Indosat dll)

Dalam sambutannya, Walikota Kupang menyatakan penyakit campak dan rubella dapat di cegah dengan imunisasi vaksin yang dapat mencegah dua penyakit tersebut sekaligus. Di dunia Internasional, dalam Global Vaccine Action Plan (GVAP) campak dan rubella di targetkan untuk dieliminasi di 5 region WHO pada tahun 2020.

Lanjut Walikota, sejalan dengan GVAP, The Global Measles and Rubella Strategic Plan 2012 – 2020 memetakan strategi yang di perlukan untuk mencapai target Dunia tanpa campak, rubella dan CRS (Congenital Rubella Syndrome), hal tersebut mendasari dilaksanakannya pertemuan ini sebagai bentuk dukungan Pemerintah Kota Kupang terhadap kegiatan eliminasi campak dan rubella di wilayah Kota Kupang. Pertemuan ini diharapkan dapat mensosialisasikan, mendapat dukungan dan mengkoordinasikan kegiatan kampanye dan rubella mulai dari pencegahan hingga penanganannya, sehingga para peserta diharapkan dapat mengikuti dengan baik dan serius, kegiatan ini guna kembali mensosialisasikannya kepada masyarakat di manapun domain kita.

“Dalam kesempatan ini, saya harus mengingatkan seluruh jajaran Dinas Kesehatan Kota Kupang, baik di Dinas, Rumah Sakit, Puskesmas dan Puskesmas pembantu untuk memperhatikan dengan sungguh – sungguh ketentuan capaian diimunisasi anak universal sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia sehingga berdampak pada derajat kesehatan Masyarakat serta keberhasilan penyelenggaraan pemerintah di Kota Kupang,” Ungkap Walikota.

Di akhir sambutannya Walikota Kupang mengapresiasi Dinas Kesehatan Kota Kupang bersama pihak – pihak terkait yang telah menyelenggarakan pertemuan ini, semoga kegiatan tesebut membawa dampak positif bagi Masyarakat Kota Kupang.

Sementara dalam laporan panitia yang dibacakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr I Wayan Ari Wijama S. Putra, M.Si memaparkan latar belakang hingga hal – hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pertemuan ini, penyakit campak dapat berpotensi menjadi wabah apabila cakupan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok/ herd ummunity tidak terbentuk. Ketika seseorang kena campak, 90 persen Orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap campak.

“Dalam rangka mensukseskan pelaksanaan kampanye campak rubella Measles rubella pada fase ke -2, yang akan dilaksanakan pada bulan Agustus dan September 2018, maka perlu dilakukan sosialisasi kampanye measles rubella petugas kesehatan bersama lintas program dan lintas sektor terkait di lapangan secara teknis agar target kampanye Measles rubella minimal 95 persen dapat tercapai”, tuturnya.

Sementara Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Sri Wahyuningsih, SKM. Menyatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama petugas kesehatan lintas program dan lintas sektor di tingkat Kota dan Kecamatan. Dengan melakukan pendataan sasaran dan kebutuhan dalam pelaksanaan kampanye measles rubella. Juga di lakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam menetapkan strategi pelaksanaan kampanye Measles rubella, serta menyatukan komitmen dan kesepakatan untuk mensukseskan pelaksanaan kampanye Measles rubella.

Di Indonesia, Sri memaparkan, rubella merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data surveilans selama 5 tahun terakhir menunjukan 70 persen kasus rubella terjadi pada kelompok usia 15 tahun. Selain itu berdasarkan studi tentang eliminasi beban penyakit CRS di Indonesia pada tahun 2013 di perkirakan terdapat 2767 kasus CSR, 82 persen terjadi pada usia ibu 15 sampai 19 tahun dan menurun terjadi 47 persen pada usia ibu 40 sampai 44 tahun.

“Untuk itu diperlukan kampanye pemberian imunisasi campak rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang 15 tahun. Dengan vaksin tersebut di harapkan dapat membentuk imunitas kelompok sehingga dapat mengurangi transmisi virus ke usia yang levih dewasa dan terlindungi kelompok tersebut ketika memasuki usia reproduksi. (Oscar)