JAKARTA – Laut selatan Jawa mengamuk. Hal itu membuat sejumlah kapal nelayan karam dan hancur setelah dihantam ombak. Hempasan gelombang laut itu juga menerjang permukiman penduduk, mengakibatkan kecemasan menghantui warga.

Gelombang tinggi yang menerjang wilayah pesisir selatan DIY ini terjadi karena adanya peningkatan angin di Samudra Hindia.

Peningkatan angin terjadi karena dampak dari fenomena daerah tekanan udara rendah di kawasan Laut China Selatan dan siklon tropis Ampil di timur laut Filipina.

Terkait peristiwa itu, Suheryatno, Ketua Bidang Penanggulangan Bencana Nasional (PBN) PKPI, menghimbau kepada masyarakat yang terdampak peristiwa itu untuk waspada dan berhati-hati.

“Warga yang tinggal di sekitar pantai yang langsung menghadap ke laut harus waspada, apalagi jika hendak melaut,” ujarnya kepada indonesiaparlemen.com, Jumat (27/7/18) sore.

Menurutnya, semua daerah pantai di selatan kemungkinan memiliki potensi terkena gelombang tinggi. Namun dampak yang diakibatkan gelombang tersebut dapat berbeda-beda.

Data yang berhasil dikumpulkan Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, di Pantai Somandeng, setidaknya ada 15 gazebo rusak. Kemudian di Pantai Ngandong, dua gazebo, tiga lapak pedagang, dan empat warung makan rusak.

Di Pantai Drini ada lima kapal milik nelayan yang rusak, satu gazebo hilang, tiga gazebo rusak, serta 20 jaring ikan yang ikut hanyut terbawa arus laut. (Truspal/Jones)