CIREBON – Sebagai lembaga yang menghimpun para sarjana dikalangan nahdlatul ulama, menurut Abdul muiz Syaerozie, ISNU kedepan membutuhkan pemimpin yang proaktif. Bukan pemimpin menaragading yang tak mampu membuat terobosan-terobosan baru hingga dapat di kenal dan di segani khalayak publik.

Menurut Muiz, ketua PC ISNU kab Cirebon, Periode Cak Ali Masykur Musa memang cukup bagus. “Fokusnya membentuk struktur sampai ketingkat pengurus Cabang sebagai amanat kongres pertama. Namun demikian, pada periode cak Ali, ISNU kurang menggelinding cepat di kalangan publik. Kalah cepat dengan gerak banom-banom lain. Bahkan ke publik lebih dikenal pergunu ketimbang ISNU,” terangnya. Sabtu (25/8/2018).

PC ISNU Cirebon mengapresiasi apa yang dilakukan cak Ali. Namun PC ISNU menolak untuk aklamasi sebagaimana berkembang dikalangan pengurus PW ISNU se-Indonesia. Sebab, aklamasi hanya akan menutup pintu bagi intelektual-intelektual NU yang memiki kemampuan untuk ikut bertarung dan berkontribusi di kongres kali ini.

“Sementara itu, ada beberapa bakal calon yang menguat di kalangan peserta kongres antara lain, prof Mahfud MD, Hanif Dakhiri menakertrans dan Nusron Wahid,” Lanjut Muiz.

Nusron wahid menyatakan ketidak siapannya memimpin ISNU. Sedangkan Hanif dan Mahfudz mash blm mendapatkan berita kesiapannya.

Selain tiga tokoh itu, Lanjutnya. Ali Masykur musa juga banyak di sebut untuk meneruskan kepemimpinan ISNU oleh para pengurus wilayah. Selain Ali juga ada Prof Nur Kholis Setiawan yang sudah menyatakan kesiapannya.

“Terkait dengan Kongres ISNU ke dua di UNINUS Bandung, PC ISNU Cirebon mendelegasikan enam orang pengurusnya untuk hadir di acara kongres,” tutupnya. (Asrof)