TANGERANG SELATAN – Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersama Anggota Komisi IX DPR RI Dra. Hj. Siti Masrifah, MA Menggelar Kegiatan Gerakan Aksi Peduli Hepatitis Di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Bertempat di GOR Ciputat, Jumat (21/9/2108).

Kegiatan Tersebut dihadiri Langsung Oleh Anggota Komisi IX DPR RI Dra. Hj. Siti Masrifah, MA, Bunga Mayung Datulinggi , SKM, Mkes. Kasi penyakit Infeski Saluran Pencernaan PErwakilan dari Kemenkes RI, Kasi P2M, Dr Abdillah Assegaff dan Dr. H. Tulus Muladiyono Perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Tangsel serta Ratusan Masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Menurut Dra. Hj. Siti Masrifah, MA kegiatan ini bertujuan untuk memberikan advokasi soal Hepatitis kepada masyarakat Tangerang Selatan. Gerakan aksi peduli Hepatitis ini sangatlah penting. Karena penyakit Hepatitis itu diserang adalah hati (Liver). Dimana hati (liver) adalah salah satu organ yang paling vital didalam tubuh manusia. Hati seperti sebuah pabrik didalam tubuh manusia. Semua proses metabolisme yang akan dilakukan di dalam organ hati. Maka fungsi hati ini dengan melakukan proses anabolisme dan katabolisme.

“Di samping itu, hati juga akan mampu melakukan detoksifikasi racun yang masuk kedalam tubuh. Fungsi hati juga sebagai gudang penyimpanan pada glukosa dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi dan bila diperlukan bisa dilepas dalam bentuk glukosa yang ada didalam darah. Maka, bila fungsi hati yang sehat, maka tubuh manusia bisa sehat. Jika hati anda sudah rusak total diserang virus hepatitis, yang fungsinya bisa terganggu atau bisa mati total, yang akibatnya manusia akan meninggal.” Terangnya saat diwawancarai wartawan usai kegiatan.

“Dimana untuk setiap tahun terdapat 5,3 juta ibu hamil. Hepatitis B (HBsAg) reaktif pada ibu hamil ratarata 2,7%, maka setiap tahun diperkirakan terdapat 150 ribu bayi yang 95% berpotensi mengalami hepatitis kronis (sirosis atau kanker hati) pada 30 tahun ke depan.”

Berdasarkan Riskesda 2017, sebanyak 7,1 % penduduk Indonesia mengidap hepatitis B. Sedangkan Target di 2017 lalu, sebesar 30% kabupaten/kota melakukan deteksi dini Hepatitis B, pada 2018 sebesar 60% kabupaten/kota melakukan deteksi dini Hepatitis B, dan 90% kabupaten/kota melakukan deteksi dini Hepatitis B pada 2019, serta eliminasi Hepatitis B pada 2020. Paparnya

Perlu adanya pembangunan kesehatan menuju ke arah pengembangan upaya kesehatan dengan target 90% bayi baru lahir mendapatkan imunisasi Hepatitis B 0 (HB0) kurang dari 24 jam, dan 80% orang yang ditemukan Hepatitis B dan C mendapat layanan lanjutan. Tandasnya

Dalam hal ini adanya penularan terhadap penyakit Hepatitis seperti Hepatitis A dan E ditularkan melalui kotoran dan mulut. Biasanya penderita merasa lemas akut. Belum ada obat untuk jenis hepatitis ini, namun dapat sembuh dengan sendirinya. Lain halnya dengan Hepatitis B, C, dan D. Hepatitis tersebut ditularkan melalui kontak cairan tubuh.

”Hepatitis C dan B tidak jauh beda. 1,01 % penduduk Indonesia mengidap Hepatitis C. Obat nya sudah ada, yaitu dengan obat Direct Acting Antiviral (DAA), ” imbuhnya.

Di penghujung wawancaranya, Masrifah menyampaikan himbauan kepada kementerian Kesehatan RI agar meningkatkan program promotif preventif dengan aksi pengendalian Virus Hepatitis ini. Beberapa langkah yang bisa dilakukan, pertama peningkatan kesadaran, kemitraan dan mobilisasi sumberdaya manusia yang ada. Kedua, melakukan pengembangan surveilans Hepatitis untuk mendapatkan data sebagai dasar untuk penyusunan respons penanggulangan Hepatitis. Ketiga, Memperkuat hukum dan peraturan upaya pencegahan secara komprehensif. Ke empat, melakukan deteksi dini, dan tindak lanjutnya yang mencakup akses Perawatan, dukungan dan Pengobatan,” Pungkasnya. (Glen)