JEPARA – Dalam rangka untuk meningkatkan peran perempuan dalam merawat dan menjaga perdamian dan toleransi ditengah-tengah bangsa yang pluralisme, Yayasan Kartini Indonesia dan Carnegie Counsil telah menyelanggaran pelatihan bagi 115 orang perempuan lintas agama dari berbagai desa di Kabupaten Jepara. Pelatihan yang menghadirkan Greg Vanderbild pengajar di Center for Religius and Cros- Cultural Studies UGM dan Atik Ambarwati pegiat perempuan yang juga pengurus Yayasan Kartini Indonesia. Kegiatan ini diadakan di Gedung Pertemuan GIITJ Margokerto Jum’at ( 28/ 9 ).

Sehari sebelumnya 40 remaja pemuda telah dilatih untuk menjadi agen perdamaian dan tolerasni di Pesantren Telaga Bitu Bulungan. Sebaagai mentor kegiatan remaja – pemuda adalah Muhamamad Sryariful Wai dan Danang Kristiawan.
Greg Vanderbild dalam paparan dan diskusi yangdipandu oleh Danang Kristiawan mengungkapkan, perempuan memiliki peran sangat besar dalam mewujudkan perdamaian dan toleransi. “ Bisa dilakukan melalui keteladanan dan pendidikan bagi putra-putrinya maupun melalui imajinasinya sebagai seorang perempuan yang dapat menginspirasi putra putri dan bahkan masyarakat. Seperti imajinasi pemikiran RA Kartini yang mampu merubah bangsa Indonesia,” ujar Greg Vanderbild.

Dalam setiap konflik menurut Greg Vanderbild, penyelesaiannya tidak boleh hanya berhenti pada tataran resolusi konflik. ‘Seharusnya penyelesaian konflik harus sampai pada tataran transformasi. Secara umum, resolusi konflik hanya sampai pada penemuan cara atau berdamai, sedangkan transformasi konflik membongkar konflik dari akar persoalan dan mengubah tata cara penyelesaian konflik. “ Transformasi konflik memberikan peluang untuk mengubah seluruh unsur dan akibat konflik, bukan sekadar menyelesaikan di taraf permukaan.” ujar Greg Vanderbild.

Sementara, Atik Ambarwati melihat perempuan yang memiliki potensi besar dalam mewujudkan perdamaian dan toleransi masih belum diperhitungkan. Bahkan sering kali perempuan tidak dilibatkan dalam penyelesaian konflik. “ Karena itu perempuan harus diberdayakan agar menjadi aktor utama perdamaian dan toleransi. Sebab perempuan memiliki kemempuan negoisasi yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki.” ujar Atik Ambarwati.

Perempuan juga potensial untuk menyebarkan virus perdamian dan toleransi kepada anak-anak,keluarga dan lingkungannya. Sayang dalam sistem politik kita, perempuan masih satu tahap di bawah laki-laki. “ Karena itu perempuan perlu dididik dan dilatih agar memiliki wawasan yang luas’ ujar Atik Ambarwati.

Sementara Ketua Yayasan Kartini Indonesia, Hadi Priyanto mengungkapkan tujuan diadakannya kegiatan pelatihan itu adalah untuk merawat, menjaga dan memberkuat perdamaian dan toleranssi. “ Kami ingin spirit Kartini menjadi motivasi kita bersama untukmenjadikan wanita sebagai agen perdamaian dan toleransi “ ujar Hadi Priyanto.

Sementara Iskak Wijaya dari Yayasan Kartini menyambut hangat keinginan peserta untuk melannjutkan kegiatan tersebut dengan mengadakan kegiatan bersama antara perempuan Kriisten dan Muslim serta pemeluk agama lain. “Yayasan Kartini Indonesia akan memfasiiliasti,“ ujar Iskak Wijaya. (RAI)