BANDUNG – Kota Bandung kembali menjadi tuan rumah acara Temu Pendekar 3 Internasional yang dilaksanakan pada tanggal 20 hingga 21 Juli 2019 , di Balai Kota Jl. Wastukancana No.2, Babakan Ciamis, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40132.

we

Berbeda dengan dua penyelenggaraan sebelumnya, acara Temu Pendekar Internasional 3 ini akan diikuti sembilan negara yaitu Italia, Swiss, Swedia, Skotlandia, Perancis, Malaysia (Johor), Singapura, Belanda, dan Jerman. Selain misi besar penatapan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia oleh UNESCO, lanjutnya, tujuan lain dari pelaksanaan Temu Pendekar Internasional III ini untuk lebih mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap pencak silat. Pasalnya, olahraga beladiri ini merupakan warisan leluhur bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.

“Saat mewawancarai Pesilat sekaligus Peseni Budaya SILIWANGI NUSANTARA, Cipta Rasa Sejati, Eyang Den’s Menyebutkan, Acara ini bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam menggelar acara ini. Kita semua pun memohon doa dan partisipasi masyarakat Kota Bandung dalam melestarikan budaya indonesia khususnya Jawa Barat, serta masyarakat juga mendukung acara dan bisa datang untuk menyaksikan Temu Pendekar Internasional 3 ini.”Ungkap Eyang Den’s.

Masyarakat  PencakSilat Indonesia, Edwin Senjaya juga menyebutkan bahwa Acara ini juga di hadiri oleh 9 negara yakni, Italia, Swiss, Swedia, Skotlandia, Perancis, Malaysia (Johor), Singapura, Belanda, dan Jerman.

Selain para pendekar silat dari sembilan negara, ribuan pendekar silat dari berbagai paguron dan perguruan silat nasional di Indonesia pun dipastikan akan hadir meramaikan gelaran acara dua tahunan tersebut.

“Acara Temu Pendekar Internasional adalah acara rutin dua tahun sekali yang merupakan salah satu rangkaian dari upaya kita agar pencak silat bisa ditetapkan sebagai warisan seni budaya asal Indonesia oleh UNESCO. Penetapannya sendiri, rencananya akan dilakukan pada akhir tahun 2019. Jadi di balik kegiatan ini, ada misi besar berkaitan dengan ditetapkan atau tidaknya pencak silat sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia.” Ungkap Edwin. (Red)