Oleh : Rahmat Salam

Era DISRUPTIF yang ditandai dengan perubahan dan percepatan kreativitas dan inovasi baik pada produk dan jasa yang seiring dengan tren dan budaya di masyarakat menjadi sebuah Ekonomi kreatif merupakan tahap keempat peradaban manusia.
Era sebelumnya yang dinamakan era pertanian, era industri, dan era informasi seperti yang telah dikatakan Alvin Toffler dalam Future Shock (1970) telah dilewati dengan berbagai pilihan kompetensinya

Salah satu pernyataan Toffler yang terkenal adalah, “Buta huruf pada abad ke-21 bukanlah mereka yang tidak bisa membaca dan menulis, melainkan mereka yang tidak bisa belajar, melupakan pelajaran, dan belajar kembali.”

Alvin Toffler yang meninggal pada tahun 2016, yang lalu sempat menjadi penasehat, Gorbachev, presiden Uni Sovyet( Rusia), Presiden China, Zahng  dan banyak pemimpin dunia yang berguru kepada Alvin Toffler

Era DISRUPTIF mendorong kita semua untuk tidak menjadi manusia buta huruf, maksudnya adalah kita harus belajar dan belajar lagi karena perubahan Disrupsi membawa era 4.0 dan 5.0 society sekaligus dalam satu dekade.

Selalu kunci utamanya adalah SDM yang unggul, SDM yang tangguh, mesti diciptakan melalui sistem pendidikan yang terintegrasi dengan industri terbaru, untuk mengawal Lembaga yang terus Bertumbuh;
Jika Nadiem Makarim Menteri Pendidikan Kabinet Indonesia Maju, akan menyesuaikan Skema kurikulum dengan kebutuhan dan permintaan zaman; maka analog dengan itu Kota Tangsel yang terus bertumbuh harus mampu pula menyesuaikan kiprah dan kinerja manajemennya untuk selalu tahan uji (tangguh), dan mampu memberdayakan masyarakat Tangsel secara holistik (bertumbuh).

Karena era Disrupsi akan menghilangkan flek kemalasan secara mengejutkan. Seperti di kasus Nokia….. (pasar bebas).

“We didn’t do anything wrong, but somehow we lost,” kami tidak melakukan sesuatu yang salah, tetapi entah bagaimana kami kalah. Demikian kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Jorma Ollila, CEO Nokia, saat mengumumkan persetujuan akuisisi Microsoft terhadap Nokia.

Tidak disangka, kalimat itu mucul dalam pidato perpisahan perusahaan telepon genggam asal Finlandia itu. Kalimat itu membuat persetujuan akuisisi itu penuh haru, segenap karyawan yang turut hadir tak mampu membendung air mata, satu per satu dari mereka menyeka air mata.

Satu dekade terakhir sebelum keruntuhannya, Nokia terlalu bangga dengan ponsel fungsi dasar atau feature phone. Kendati demikian, perusahaan ini juga memiliki jajaran ponsel pintar alias smartphone yang dibekali dengan sistem operasi Symbian yang mampu menjalankan aplikasi, seperti Seri E dan Seri N.

Dunia berubah maka kita mesti cepat menyesuaikan, Nokia yang perusahaan raksasa dan global, hilang oleh era Disrupsi, apalagi kita, karena itu SDM dan Lembaga Tangsel haruslah selalu tangguh, tahan uji terhadap segala situasi dan kondisi, agar mampu mengelola Kota Tangsel yang harus terus Bertumbuh. Kita tidak boleh lagi monoton, kita harus out of the box, kita harus tangguh bertumbuh, kita adalah Tangsel, yang cerdas masyarakatnya, yang moderen pola pikir dan kerjanya, yang religius perilakunya dalam kesantunan, keharmonisan berkolaborasi…

Mari berubah
Mulai pagi ini
Semangat pagi,
Salam Tangguh
Salam Bertumbuh

Wasalam,
Ketua Panitia HUT 11
Tangsel 2019
Rahmat Salam