JATIM, INDONESIAPARLEMEN.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan program lumbung pangan dengan berbagai kebutuhan bahan pokok (bapok) dengan harga di bawah harga pasar. Inovasi program lumbung pangan ini bertujuan menstabilkan harga bapok sehingga berdampak terkendalinya angka inflasi.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Jumadi, mengatakan, dengan lumbung pangan diharapkan masyarakat tidak panik karena harga sembako dengan kualitas bagus di bawah harga pasar. Lumbung pangan Jatim beroperasi mulai 23 Juni-Desember 2020 dan direncanakan akan dikembangkan menjadi BUMD.

“Harga sembako murah karena dibantu subsidi ongkos kirimnya. Mulai tempatnya Lumbung pangan di Jatim Expo sampai ke pembelinya. Program yang menjual aneka produk pangan dengan harga di bawah pasaran ini ditargetkan mampu menjangkau 33 kabupaten/kota di Jatim,” ujar Asisten Ekbang Jumadi daat memjadi pembicara di Rakor TPID Wilayah Jawa secara virtual, Kamis (30/07/2020).

Konsep lumbung pangan ini, kata Jumadi, adalah memainkan akses pangan kemudian mentracingnya dan menyiapkan produk pangan dari hulu secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan agar di masa pandemi Covid-19 ini masyarakat bisa memiliki akses pangan dengan harga yang terjangkau. Karena di awal-awal pandemi bulan Maret 2020 masyarakat kesulitan akses pangan walaupun jumlah bahan pokok berlebihan. Dicontohkannya, pada waktu itu harga telur ayam turun dan daging ayam broiler turun dari Rp 15.000/kg menjadi Rp 7.000/kg timbang hidup.

Dengan membangun kelembagaan lumbung pangan makan Pemprov Jatim telah memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah dengan memberikan kepastian harga pangan yang terjangkau.

Saat ini yang masih kesulitan adalah menghitung keberadaan neraca pangan, karena masa panen dan luas tanam 1,7 hektare (data BPS Jatim) hasilnya hilir mudik di perbatasan antara Jatim dengan Jateng. Oleh karena hal ini tidak terpantau dengan baik, maka Pemprov Jatim akan menempatkan cek point di perbatasan antara Jatim dengan Jateng guna mengantisifasi larinya komodutas pangan beras dari Jatim keluar masuk ke Jateng.

(Yok/Ning)