JAKARTA, INDONESIAPARLEMEN.COM – Ini tugas dari Kepolisian membantu Kejagung bahkan KPK. Saya lihat jangan sebuah alasan lantaran Perintah presiden menangkap Djoko Tjandra.

Setelah Paulina Lumowa buron 17 Tahun lantaran kasus pemobolan Bank BNI dan Joko menghilang selama 11 Tahun. Sebetinya jika interpol kita kerja sama dengan Imigrasi dan juga kejaksaan melakukan tugasnya dengan baik tentunya bukin kerja sama ekstradisi koruptor akan ditangkap.

Kalau Malaysia sudah ada kerja sama ekstradisi dalam lembaran negara sejak 1979. Tapi dengn Singapura dan negara di Eropah bahkan Amerika belum.

Buron lainnya yang masuk list DPO atau pelaku extra ordinary corruption harus dikejar. Jangan sebatas tuntutan politis saja. Perlunya koordinasi yang kuat, lobi serta intelejen yang brilian.

Perlu adanya kerja sama bail bilateral maupun internasional. Kalau kita kita buruh para pelaku koruptor dan dikembalikan duitnya makas itu cukup besar. Bahkan perlu penyitaan semua aset mereka di Indonesia. Ini bagus disaat ekonomi lndonesia lagi terpuruk.

Yang saya bingung kenapa baru skarang berlomba-lomba kejar koruptor di luar negeri. Tuntaskan dulu korupsi di dalam negeri itu baru afdol. Dalam dulu baru luar.

Lantaran di Indonesia banyak mengadopsi manajemen tiba saat tiba akal, tidak ada rotan akar pun jadi.

Kiranya penangkapan koruptor jangan kali ini saja. Jangan berpuas diri masih banyak home work atau pekerjaan rumah.

Ada 39 buronan kelas kakap yang kabur ke luar negeri. Jadi harus di buru juga. Dan aset mereka perlu disita. Jadi jangan berhenti di kasus Djoko Tjndra saja.

Jerry Massie (Direktur Political and Public Policy Studies)