KARAWANG, INDONESIAPARLEMEN.COM -Tepatnya hari Senin tanggal 3 Agustus 2020, pukul 19.30 wib di Desa Pulokelapa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang diadakan Haol Makam Raden Soemaredja (Ayah Djiin) yang ke 1o4.

Raden Soemaredja atau Ayah Djiin adalah penemu maqom Syekh Qurotul’ain seorang ulama besar pertama yang menyebarkan Agama Islam di Indonesia atau cikal bakal dari Wali Songo.
Menurut sejarah Syekh Qurotul’ain nama aslinya yaitu Syekh Hasanudin datang ke tanah air khususnya ke kota Karawang sekarang namanya ,sekitar tahun 1418 Masehi, dari jenjang waktu kurang lebih 400 tahun kemudian yakni tepatnya pada tahun 1859 Masehi Maqom atau Petilasan Syekh Qurotul’ain baru bisa di ketemukan oleh seorang Raden Soemaredja atau Ayah Djiin yang di ketahui dan di akui sekaligus di resmikan oleh kesultanan Cirebon.

Semenjak ditemukannya Maqom Syekh Qurotul’ain tersebut Raden Soemaredja atau Ayah Djiin berdiam diri sekaligus menetap di Desa Pulokelapa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang yang pada saat itu Desa Pulokelapa masih berbentuk tanah rawa. Kemudian tanah rawa tersebut di bentuk menjadi sebuah desa yang sekarang di sebut sebagai desa pulokelapa.

Untuk memperingati jasa-jasa Raden Soemaredja tersebut semua keturunan beliau setiap tahunnya akan memperigati jasa perjuangan beliau dengan mengadakan acara HAOL.

Acara Haol tersebut di peringati dan di hadiri oleh seluruh keturunan Raden Soemaredja atau Ayah Djiin. Dalam acara Haol tersebut salah satu tokoh masyarakat keturunan Raden Soemaredja akan di buka cerita sejarah tentang perjalanan Raden Soemaredja yang telah menemukan Maqom Syekh Qurotul’ain sekaligus menerangkan sejarah singkat Syekh Qurotul’ain dalam menyebarkan ajaran agama Islam di tanah air khususnya di tanah Jawa.

Endam Damhuri salah satu nya dari keturunan Raden Soemaredja sekaligus sebagai tokoh masyarakat mengatakan “Acara Haol ini sengaja supaya menjadi agenda tahunan dari semua keturunan Ayah Djiin, yang bertujuan untuk sarana ajang tali silaturahmi semua keturunan Ayah Djiin khususnya, umumnya semua warga Desa Pulokelapa. Agar semua keturunan Ayah Djiin bisa saling mengenal satu sama lain yang pada umum nya,supay ada ikatan persaudaraan tali darah dari Ayah Djiin”.

Endam Damhuri menambahkan, “biasanya acara Haol ini di tahun tahun sebelumnya di meriahkan oleh pagelaran wayang golek, dan siraman rohani dari penceramah dan di tutup oleh acara babaritan. Tetapi untuk acara haol di tahun sekarang kita adakan secara sederhana saja dikarenakan adanya corona, yang penting seluruh keturunan Ayah Djiin bisa bersilaturahmi bersama”.

Walaupun acara haol kali ini tidak di hadiri oleh Kades dan Pemdes Desa Pulokelapa, akan tetapi masih berjalan8 penuh kehidmatan,”Pungkasnya. (gaib)