KAJEN, INDONESIAPARLEMEN.COM – Sebagai salah satu upaya untuk kembali memulihkan kondisi perekonomian yang kurang stabil akibat banjir rob di daerah Jambean, Kecamatan Wonokerto, Pemerintah Kabupaten Pekalongan berkomitmen akan membangun jalan darurat menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Jambean yang dianggap sebagai tempat yang strategis untuk memacu perbaikan ekonomi.

Bupati Pekalongan Asip Kholbihi menjelaskan dahulu sebelum terkena dampak banjir rob, TPI Jambean merupakan tempat pelelangan ikan yang cukup strategis dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Namun, setelah adanya banjir rob TPI Jambean menjadi kurang optimal. Hal ini menjadi tugas pemerintah untuk kembali memulihkan keoptimalan TPI Jambean seperti sedia kala sebagai bagian komitmen pemerintah dalam menjalankan tugasnya.

‘’Oleh karena itu, dalam rangka penanganan yang darurat kami akan selesaikan ini dengan membikin jalur darurat dahulu, karena ini kewenangan pemerintah provinsi dan kami akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk membangun jalur yang permanen,’’ jelas Bupati Asip Kholbihi saat ditemui dalam tinjauanya di TPI Jambean, Kecamatan Wonokerto pada pagi ini, Minggu (16/8/2020).

Adapun saat disinggung mengenai perkembangan penanganan rob di daerah Wonokerto sendiri Bupati Asip menuturkan bahwa saat ini kondisi lingkungannya secara umum sudah membaik, namun untuk system drainase dan penataan lingkungan akan kembali dilakukan perbaikan supaya bisa standar seperti wilayah lain.

‘’Alhamdulilah ini sudah kering dan yang menjadi problem utama adalah TPI nya, kalau pemukimanya alhamdulilah sudah kering semua tinggal nanti kita tata lagi system drainasenya kemudian kebersihanya, supaya lingkungan ini bisa kita pulihkan kembali menjadi sebuah lingkungan masyarakat yang standar,’’ tuturnya.

Sementara itu salah satu anggota DPRD Kabupaten Pekalongan Samsul Bahri yang turtut hadir dalam tinjauan di TPI Jambean mengatakan bahwa terkait rob di Wonokerto sekarang hampir 90 persen masyarakat Wonokerto sudah tidak terdampak banjir rob semenjak ada tanggu melintang yang dibangun oleh pemerintah.

Namun, yang masih menjadi permasalahan sekarang adalah masyarakat Wonokerto yang berada di sekitar sungai Singkarang yang masih terdampak banjir akibat debit air sungai yang masih cukup tinggi dan akan meluas ke pemukiman warga saat musim penghujan tiba.

‘’ Alhamdulilah semenjak ada tanggul ini cukup membantu secara signifikan ya, jadi dahulu tidak seperti ini dan semenjak ada tanggul bisa saya katakan hampir 90 persen masyarakat tidak terdampak banjir rob kecuali yang dari kali Singkarang yang masih tinggi dan itu sedang kami upayakan untuk penanggulanganya,’’ ujarnya.
(M.miftah)