JAKARTA, INDONESIAPARLEMEN.COM -Berdasarkan hasil temuan baik dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bahwasanya anggaran senilai Rp 40 Miliar untuk harga robot Damkar (Pemadam Kebakaran) dinilainya tidak tepat sasaran.

Pasalnya, yang dibutuhkan sebenarnya oleh warga DKI adalah penambahan pos kebakaran juga alat pemadam api ringan (APAR) dan hydrant-hydrant.

“Hal tersebut bahkan sudah disampaikan dalam anggaran berjalan, tetapi dari SKPD terkait maupun Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) DKI Jakarta ternyata sudah membeli dua robot damkar dengan type LUF60 dari Austria seharga Rp 8 miliar dan MVF5-U3 dari Kroasia seharga Rp 32 miliar,” beber Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi A, Fraksi PSI August Hamonangan saat ditemui Indonesiaparlemen.com, Senin 7 September 2020.

Menurutnya, harga robot yang dianggarkan itu nilainya sangat tinggi dan berbeda jauh dengan pelelangan yang pernah dilakukan oleh negara singapura. Perbedaan harga di singapura Rp 4,4 miliar, sedangkan di Indonesia mencapai Rp 8 miliar.

Meski anggaran robot tengah disetujui, namun, kata August, dengan adanya temuan BPK menyebutkan bahwa ada kelebihan anggaran kurang lebih sebesar Rp 1,24 Miliar dan satu lagi sebesar Rp 847 miliar.

“Tentunya hal ini menjadi dugaan yang sudah terbukti adanya anggaran belanja yang kemahalan. Menurut kepala diskarmat bahwa temuan BPK tersebut akan mereka kembalikan. Nah, kami menunggu jika memang itu dilakukan kembali lagi untuk kedepanya supaya anggaran belanja-balanja itu lebih diperhatikan lagi agar tidak ada lagi belanja-belanja yang tidak tepat sasaran,” sambungnya.

August menyarankan kalau keinginanya untuk menerapkan teknologi dan untuk mengurangi pemakaian SDM baiknya agar menggunakan produk dalam negeri yang pernah diciptakan oleh salah satu Universitas atau Institut di Bandung.

“Jadi dua hal ini pertamanya supaya penganggaranya efektif, lebih memprioritaskan alat pemadan api ringan seperti yang dibutuhkan masyarakat, kemudian ditempat yang diduga rawan kebakaran bisa ditambahkan pos damkar supaya penanganan kebakaran bisa lebih cepat teratasi.

“Jadi nantinya kalau ada satu wilayah terjadi kebakaran, harusnya makan waktu 7 menit maka bisa lebih awal sampai lokasi kebakaran jika melakukan tiga hal itu,” tutupnya. (Hrp)