JAKARTA, INDONESIAPARLEMEN.COM – Forum Wartawan Jakarta (FWJ) mendukung ketegasan Pemerintah mengusut tuntas peristiwa penusukan ulama Syekh Ali Jaber saat berceramah di Pengajian di Masjid Falahudin, Bandar Lampung. Hal ini sebagai langkah antisipasi menjawab isu-isu hoaks berbau spekulasi yang dapat menciderai demokrasi dan ideologi Pancasila.

Sekretaris Umum Forum Wartawan Jakarta, Ichsan mengatakan, hasil rapat bersama Ketua FWJ Mustofa Hadi Karya (Opan) dan anggota penasihat FWJ, Joko Irianto Hamid memutuskan FWJ memandang penting untuk mendukung langkah Pemerintah yang mendorong aparat kepolisian agar mengusut tuntas latar belakang peristiwa penusukan Syekh Ali Jaber.

Kejadian itu, lanjut Ichsan, jika tidak diungkap tuntas bukan hanya akan menjadi preseden buruk yang dapat mengancam keselamatan tokoh-tokoh agama di tanah air. Namun sekaligus, menjadi ancaman terhadap kebebasan beribadah sebagaimana tertuang dalam sila pertama Pancasila. Lebih buruk lagi, akan memancing bertebarannya berita-berita hoaks di medsos.

“Jangan sampai perhatian terhadap peristiwa penusukan ulama ini kendor hanya karena klaim pelaku mengidap sakit jiwa. FWJ mencermati pisau itu dibawa dari rumah, sehingga FWJ meminta aparat kepolisian untuk mengusut secara tuntas dan transparan,” tegas Ichsan, yang populer dengan sebutan Sekjen FWJ, Kamis (17/09/2020).

Menurut Ichsan, FWJ juga menaruh perhatian serius terhadap pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD bahwa pihaknya menduga penusukan yang dialami Syekh Ali Jaber dilakukan orang-orang yang terorganisir.

“Masyarakat tentu menunggu hasil penyelidikan instansi yang terkait menjawab dugaan Menkopolhukam. Pastinya, FWJ mengapresiasi sikap transparan Menkopulhukam terhadap kasus-kasus kekerasan berkedok orang gila yang selama ini masih misterius,” tandas Ichsan.

FWJ berharap jangan sampai terulang kembali peristiwa serupa terhadap ulama maupun pemimpin umat bergama yang lain.

“FWJ juga mengimbau agar persatuan dan kesatuan tetap dijaga. Sehingga, kejadian yang sama tidak terulang lagi kepada pimpinan umat beragama,” kata Sekjen FWJ

Diketahui sebelumnya, Mahfud MD tidak hanya menduga pelaku bisa orang-orang yang terorganisir. Mahfud juga menyebut Presiden Joko Widodo sudah menginstruksikan kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Indonesia (BNPT), Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menyelidiki orang-orang yang terlibat di balik penusukan Syekh Ali Jaber dan ulama-ulama lainnya.

Kasus-kasus serupa dengan modus pelaku diklaim mengidap sakit jiwa pernah terjadi selama 2016, 2017, dan 2018. “Sekarang diselidiki lagi kasus yang dulu-dulu itu. Jangan-jangan, ini diorganisasikan oleh orang yang sama. Kami membaca juga ada kemungkinan itu,” kata Mahfud kepada wartawan, Rabu (16/9/2020)

Mahfud mengakui, sudah mendapat laporan adanya kemungkinan pihak yang mengorganisasi para pelaku Hasil investigasi seorang wartawan yang disampaikan kepadanya memperkuat dugaan itu. Modus dalam setiap kejadian cenderung sama. Pelaku tinggal di dekat lokasi kejadian berkisar 300-500 meter. Pelaku datang ke lokasi kejadian, pernah bertemu seseorang, kemudian dinyatakan gila.

“Di beberapa kejadian polanya sama. Pelaku orang yang tinggal tak jauh dari lokasi. Saat ada acara forum, pelaku datang dan melakukan penganiayaan,” kata Mahfud.

Hal itu persis seperti yang dialami pemuda Alfin andrian (24). Pelaku ini tinggal di rumah kakeknya. sekitar 500 meter dari Masjid Falahudin yang berada di Jalan Tamin, Kecamatan Tanjung Karang Barat. Itu pun baru seminggu. Sebelumnya, tinggal di Mesuji.

Sebagaimana diperagakan pelaku, dia pada Minggu sore (13/9/2020) dari rumahnya berjalan kaki dengan membawa pisau untuk ditusukkan ke Syekh Ali Jaber. Akibat penusukan itu, Syekh Ali Jaber menderita luka tusuk dan harus dijahit sebanyak enam jahitan di bagian dalam dan empat jahitan di bagian luar.

Selain Menkopolhukam, Kepala Staf Keperesidenan Moeldoko juga menjenguk Syekh Ali Jaber di kediamannya kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (15/9/2020).

Moeldoko juga menegaskan, aparat keamanan saat ini sedang bekerja keras untuk mengungkap dan menuntaskan kasus ini secara transparan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

“Pemerintah mengecam keras aksi penusukan dan tindak kekerasan terhadap ulama. Pemerintah meminta polisi mengusut tuntas kasus ini. Ini bukan kriminalisasi ulama. Syekh Ali Jaber adalah korban,” kata Moeldoko.

Menyinggung kehadirannya di rmah Syekh Ali Jaber yang dikenal amat rajin berdawah kerukunan dan persatuan antar umat beragama. “Menjenguk kerabat yang sakit adalah salah satu anjuran Rasulullah sebagai amal mulia,” kata Moeldoko. (Rls/fwj)