KABUPATENMALANG, INDONESIAPARLEMEN.COM-Petani bawang merah di lereng Gunung Kukusan Dusun Sayang, Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang meratapi hasil panennya. Curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir telah menurunkan kualitas bawang merah sehingga harga pun terjun bebas dari Rp 15.000 per kilogram menjadi Rp 8.000 per kilogram per Rabu (13/1/2021).

Seorang petani Yuliono mengatakan hujan yang terus mengguyur berdampak pada tingginya kandungan air pada bawang merah, otomatis bawang yang ditanam sulit tumbuh dan berkembang serta membusuk karena serangan hama.

Dok/Red

“Bawang merah di lahan tidak bagus pertumbuhannya. Meski telah diusahakan dengan pupuk dan semprotan obat, tetap saja kualitasnya tidak bagus,” katanya.

Dia mengemukakan pada musim bagus, satu siung benih bisa beranak menjadi dua atau tiga sedangkan pada musim hujan ini satu siung tidak berkembang, bahkan tidak membesar. Jadi benih yang ditanam itulah yang dipanen.

Dan di musim hujan seperti ini seharusnya pemerintah turut hadir dan memperhatikan, saat ini petani bawang merah di dusun kami butuh Doom, agar hasil panen bisa kering dan masih layak di pasarkan,” harapnya.

Petani lainnya, Juma’ati mengatakan untuk mengurangi kerugian, petani enggan menjual bawang merah kualitas benih. Petani lebih memilih disimpan untuk selanjutnya ditanam kembali pada musim tanam bawang merah sekitar satu bulan kedepan.

“Dari pada beli benih karena mahal lebih baik, bawang merah yang ada dijadikan benih meski itu kualitasnya kurang bagus, jadi hal yang sama yang di sampaikan Yuliono, kami butuh Doom untuk menyimpan hasil panen kami,” ungkapnya.

Ia berujar kendala utama budidaya bawang merah di lereng Gunung Kukusan adalah faktor alam seperti curah hujan yang tinggi, atau musim kering. Di dua musim itu, bawang merah rentan terkena serangan hama dan kualitasnya juga turun.

(Juari)