JAKARTA, INDONESIAPARLEMEN.COM -Indonesia saat ini tengah dihadapkan pada dua krisis besar yang mengancam keselamatan hidup manusia, yakni krisis karena Covid-19 dan krisis iklim yang dampaknya sudah dirasakan bertahun-tahun yang lalu.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan “Pendekatan business as usual kini dinilai tidak lagi relevan untuk menjawab tantangan permasalahan ekonomi dan lingkungan secara bersamaan, terlebih setelah mengalami disrupsi multisektor akibat pandemi.”

Hal tersebut disampaikan Menteri Suharso ketika memberikan sambutan pada acara Webinar Ekonomi Sirkular untuk Mendukung Ekonomi Hijau dan Pembangunan Rendah Karbon – Peluncuran Laporan “The Economic, Social and Environmental Benefit of Circular Economy in Indonesia” yang dihadiri antara lain oleh H.E. Lea Wermelin, Menteri Lingkungan Hidup, Pemerintah Kerajaan Denmark dan Mr. Norimasa Shimomura, UNDP Resident Representative di Indonesia pada hari Senin, (25/1/2021)

“Indonesia kini mulai mengadopsi konsep ekonomi sirkular sebagai salah satu upaya mendukung strategi ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon. Ekonomi Hijau ditetapkan sebagai salah satu “game changer” dari enam strategi jangka menengah-panjang menuju transformasi ekonomi,” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.

Menteri Suharso menjelaskan implementasi ekonomi sirkular diharapkan dapat menjadi salah satu kebijakan strategis dan terobosan untuk membangun kembali Indonesia yang lebih tangguh pasca COVID-19, melalui penciptaan lapangan pekerjaan hijau (green jobs) dan peningkatan efisiensi proses dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.

Agenda ekonomi sirkular menjadi bagian penting dari percepatan pemulihan ekonomi Indonesia yang menjadi tema utama Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2021. Untuk mengawali langkah besar implementasi ekonomi sirkular di Indonesia, Kementerian PPN/BAPPENAS bekerja sama dengan Pemerintah Denmark dan UNDP Indonesia telah menyusun studi yang bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi, sosial, dan lingkungan dari Ekonomi Sirkular di Indonesia.

“Berdasarkan hasil studi, peran ekonomi sirkular menjadi penting untuk meningkatkan resiliensi dan manfaat jangka panjang. Penerapan ekonomi sirkular pada 5 sektor berpotensi menghasilkan tambahan PDB secara keseluruhan pada kisaran Rp 593 triliun sampai dengan Rp 642 triliun, penciptaan total lapangan pekerjaan baru mencapai 4,4 juta sampai tahun 2030, dan penurunan emisi CO2 mencapai 126 juta ton pada tahun 2030.” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.

Menutup sambutannya, Menteri Suharso mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menghimpun upaya kolektif dan berkolaborasi membangun kembali Indonesia yang lebih baik, lebih tangguh dan berkelanjutan.

(Nov)