Foto: internet

JAKARTA, INDONESIAPARLEMEN.COM-Kudeta sepertinya resmi terjadi di Myanmar. Setelah pemimpin de facto negara itu Aung San Suu Kyi dan presiden dari partai penguasa ditangkap, militer mendeklarasikan keadaan darurat setahun

Myawady TV milik militer membuat pengumuman Senin (1/2/2021) pagi. AFP melaporkan tentara militer juga menguasai balai kota Yangon, di mana lima truk berisi pasukan masuk ke dalam kompleks balai kota dan tentara mengusir orang-orang yang bekerja di dalamnya.

Militer juga menunjuk seorang jenderal sebagai pejabat presiden. Militer mengatakan langkah ini diperlukan guna menjaga “stabilitas negara” di tengah ketidakberesan Pemilu 2020.

Sebelumnya Suu Kyi ditangkap bersama Presiden Win Myint ditahan di ibu kota Naypyidaw. Di tempat lain, menurut sumber partai Menteri Utama Negara Bagian Karen dan beberapa menteri regional lainnya juga ditahan.

Ini merupakan pemilu demokratis pertama Myanmar keluar dari cengkeraman militer yang berkuasa selama 49 tahun di negara itu, pada tahun 2011. NLD menyapu bersih pemungutan suara.

Dilansir AFP, Juru Bicara Gedung Putih bahkan me-warning junta. AS mendesak  militer Myanmar untuk membebaskan Suu Kyi dan sejumlah pejabat yang ditahan.

“AS menentang setiap upaya untuk mengubah hasil pemilu baru-baru ini atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar, dan akan mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab jika langkah-langkah ini tidak dibatalkan,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pernyataan.

“Kami mendesak militer dan semua pihak lainnya untuk mematuhi norma demokrasi dan supremasi hukum, dan membebaskan mereka yang ditahan hari ini.” Ucapnya.

(Cnbc)