Banjir di Pekalongan

BEKASI, INDONESIAPARLEMEN.COM-Banjir yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir menjadi perhatian banyak orang.

Pengamat lingkungan sekaligus Ketua Umum Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan dan B3 (AMPHIBI) , Agus Salim Tanjung berpendapat, bencana banjir yang melanda Indonesia  sudah sangat kompleks.

Menurut Tanjung, mulai dari permasalahan resapan air hingga buruknya drainase hingga keroposnya tanah sehingga menyebabkan dataran turun beberapa cm setiap per lima tahunnya.

“Hal tersebut karena tidak dikontrolnya oleh pemerintah daerah hingga pusat terkait penggunaan air bawah tanah yang dilakukan apartemen, industri maupun mall,” ungkap  Agus Salim Tanjung kepada Indonesiaparlemen, Senin( 08/02/2021).

Lanjut Tanjung, ditambah lagi dengan telah gundulnya hutan di pegunungan dan kurangnya kepedulian kita dalam melakukan penghijauan dalam penanaman pohon.buruknya drainase saluran yang bisa dikatakan sudah mampet.

“Hal tersebut dikarenakan kurangnya kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan dari permasalahan sampah yang saat ini banyak menutupi saluran maupun aliran sungai,” sesal, Tanjung.

Dia memaparkan sebagai solusinya adalah bagaimana sekarang ini Pemerintah, Masyarakat, stakeholder, organisasi lingkungan dan para pelaku usaha secara bersama-sama berkomitmen untuk tidak mencari kambing hitam dalam permasalahan yang sedang melanda negeri kita.

“Mari kita benahi negeri ini dengan bergandeng tangan melakukan Pemulihan lahan kritis, pengeleloaan sampah  bersama sama, melakukan penanaman pohon diseluruh sektor,” ajak Tanjung.

Tanjung berkata, bencana alam seperti gempa bumi, banjir, pergeseran lempengan bumi  adalah peringatan kecil yang diberikan Tuhan untuk kita semua bisa sadar akan pentingnya menjaga alam.insya Allah alam menjaga kita, imbaunya.

“mari kita tanya kepada diri kita masing- masing, agar bencana dan bencana tidak lagi beruntun menghantui negeri kita yang tercinta ini,” pungkasnya.

(Dirham)