JAKARTA, INDONESIA PARLEMEN – Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie mengatakan dikeluarkannya RUU Pemilu dari Prolegnas 2021 memupus harapan bagi partai politik untuk mengurangi ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT) . Artinya, PT masih tetap dipatok 4% berdasarkan UU Pemilu tahun 2019.

“Saya nilai partai-partai baru akan senasib dengan Partai Idaman, Berkarya, PKPI, PBB bahkan Hanura yang tak lolos PT 4 persen,” Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie mengatakan dikeluarkannya RUU Pemilu dari Prolegnas 2021 memupus harapan bagi partai politik untuk mengurangi ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT) . Artinya, PT masih tetap dipatok 4% berdasarkan UU Pemilu tahun 2019.

“Saya nilai partai-partai baru akan senasib dengan Partai Idaman, Berkarya, PKPI, PBB bahkan Hanura yang tak lolos PT 4 persen,” ujar Jerry saat dihubungi, Kamis (20/5/2021).

Menurut Jerry, kendati partai non Parlemen tak memiliki kursi di DPR, namun setidaknya mereka masih bisa bernafas lega lantaran mereka memiliki kursi di DPRD baik tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Hal ini berbanding terbalik dengan partai pendatang baru yang mulai bermunculan.

Sebagai contoh, Partai Ummat besutan Amien Rais, Partai Gelora serta Partai Masyumi Reborn yang dinilainya belum mapan dan teruji. “Ujiannya nanti Pemilu tahun 2024. Tapi agak berat lolos ambang batas Parlemen. Tapi partai ini bisa mengejutkan,” katanya.

Di sisi lain, lanjut Jerry, partai lama yang relatif mapan juga tengah berebut klaster pemilih. Terlebih, melihat demografi pemilih, Pemilu 2024 nanti akan melibatkan pemilih dengan kategori pemilih pemula atau generasi milenial.

Menurut dia, kondisi ini masih ditambah dengan kecenderungan masyarakat kita yang masih skeptis, moderat, partisan hingga swing voters (pemilih mengambang) belum menentukan sikap akibat kebijakan politik yang kurang menguntungkan mereka. Maka itu, Jerry melihat akan muncul pelbagai koalisi untuk memengaruhi pemilih jelang Pemilu 2024.

“Paling akan ada koalisi umat, koalisi nasional dan kebangsaan dan pendukung pemerintah. Saya pikir partai pendukung pemerintah bakal bercerai seperti Golkar dan Nasdem bisa kawin politik. Nah, Gerindra bisa bersanding dengan PDIP tinggal menunggu waktu, kesempatan dan peluang,” Imbuh Jerry.

Kursi di DPR, namun setidaknya mereka masih bisa bernafas lega lantaran mereka memiliki kursi di DPRD baik tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Hal ini berbanding terbalik dengan partai pendatang baru yang mulai bermunculan.

Sebagai contoh, Partai Ummat besutan Amien Rais, Partai Gelora serta Partai Masyumi Reborn yang dinilainya belum mapan dan teruji.

“Ujiannya nanti Pemilu tahun 2024. Tapi agak berat lolos ambang batas Parlemen. Tapi partai ini bisa mengejutkan,” katanya.

Di sisi lain, lanjut Jerry, partai lama yang relatif mapan juga tengah berebut klaster pemilih. Terlebih, melihat demografi pemilih, Pemilu 2024 nanti akan melibatkan pemilih dengan kategori pemilih pemula atau generasi milenial.

Menurut dia, kondisi ini masih ditambah dengan kecenderungan masyarakat kita yang masih skeptis, moderat, partisan hingga swing voters (pemilih mengambang) belum menentukan sikap akibat kebijakan politik yang kurang menguntungkan mereka. Maka itu, Jerry melihat akan muncul pelbagai koalisi untuk memengaruhi pemilih jelang Pemilu 2024.

“Paling akan ada koalisi umat, koalisi nasional dan kebangsaan dan pendukung pemerintah. Saya pikir partai pendukung pemerintah bakal bercerai seperti Golkar dan Nasdem bisa kawin politik. Nah, Gerindra bisa bersanding dengan PDIP tinggal menunggu waktu, kesempatan dan peluang,” tutup Jerry.

Editor: Redaksi