Saat ditemui di rumahnya di Jorong Kawai, Nagari Batu Bulek, Kecamatan Lintau Buo Utara, Tanah Datar, Sumbar, Sabtu (29/5/2021), Ravika meceritakan bahwa penyakit depresi itu sudah diketahui sejak Maret lalu.

TANAH DATAR, INDONESIA PARLEMEN – Penyakit depresi yang diderita Nofri menjadi alasan dia harus diikat dirumahnya.  Keluarganya mengikat Nofri dengan rantai lantaran Nofri kerap mengamuk.

Hasil pemeriksaan menunjukkan Nofri mengalami gangguan jiwa. Kondisi ini membuat Ravika istrinya hanya bisa pasrah dan berharap ada tangan dermawan dan pemeritah membantu meringankan beban untuk biaya pengobatan suaminya.

Saat ditemui di rumahnya di Jorong Kawai, Nagari Batu Bulek, Kecamatan Lintau Buo Utara, Tanah Datar, Sumbar, Sabtu (29/5/2021), Ravika meceritakan bahwa penyakit depresi  itu sudah diketahui sejak Maret lalu.

Segala cara dan upaya sudah dilakukan oleh Ravika untuk menyembuhkan suaminya, tetapi belum berbua manis. Setiap pekan mereka harus datang ke sebuah Puskesmas yang ada di kantor kecamatan Lintau Buo untuk memeriksakan kondisi kesehatan suaminya.

Kakinya harus terpaksa di ikat untuk sementara karena Nofri sering mengamuk hingga memecahkan kaca rumah dan merusak perabotan dirumahnya.

“Jadi setiap bulan harus di kontrol kondisinnya. Seminggu sekali harus ke rumah sakit,” kata Ravika kepada Indonesia Parlemen, Sabtu (29/5/2021).

Untuk biaya pengobatan Nofri, Rafika hanya bisa berharap uluran tangan dermawan , sementara Ravika terpaksa menjaga suaminya agar tidak lepas ikatanya. setiap pekan, Ravika harus menyediakan uang sedikitnya Rp 500.000,- untuk biaya pengobatan dan transportasi.

Kesulitan Rafika makin bertambah ketika mau membawa suaminya berobat dan tidak mempunyai kartu BPJS. Akhirnya, Rafika terpaksa meregoh kocek sendiri untuk membayar transportasi dan membeli beberapa jenis obat yang diperlukan.

“Semoga ada yang bisa memberikan jalan keluar, Pak, Segala upaya sudah Saya lakukan, tetapi suami saya belum juga sembuh,” harap Ravika.

Dia juga berharap agar Bupati Tanah Datar bisa membantu kesulitannya.

Setelah mendengar kabar kondisi warganya, Bupati Eka Putra langsung merespon dengan cepat.

“Kita akan bantu untuk pengobatan Pemuda depresi ini tapi kita harus melalui jalur secara administrasi. Buatlah peroposal tujukan ke saya sebagai Bupati nanti saya minta Dinas terkait untuk membantunya,” kata Eka Putra.

Camat Lintau Buo, Zulkifli Idris juga ikut membantu kesulitan yang dialami Nofri. Dia mengatakan pihaknya akan membantu Nofri untuk mengurus keanggotaan BPJS Kesehatan.

“Mengusahakan BPJS (KIS) untuk pasien. namun hanya untuk pasien saja yg bisa diusahakan. Sementara untuk anggota keluarga yang lain tidak bisa, karena tidak ada yang bisa dialihkan di Nagari,” ucap Zulkifli dalam keterangan resminya yang diterima Indonesia Parlemen, Minggu (30/5/2021).

Zulkifli juga mengatakan akan menjalin komunikasi dengan Kepala Dinas Sosial terkait kepesertaan BPJS Kesehatan Nofri dan keluarganya.

“Untuk Penanggulangan sementara akan di lakukan pengobatan oleh Puskesmas LBU II menjelang dapat kartu BPJS,” pungkas Zulkifli.

Reporter: Debi Putra
Editor: Angie