TANGERANG SELATAN, INDONESIA PARLEMEN – Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XII Tingkat Kota Tangsel berlangsung secara prokes ketat ditutup lebih awal dari rencana sebelumnya. Penutupan berlangsung pada Minggu (4/7) malam secara daring di Balaikota Tangsel.

Sekda Kota Tangsel Bambang Noertjahjo menutup secara daring mengatakan, terima kasih atas pelaksanaan MTQ yang ke XII di tengah bayangan kekhawatiran akan adanya klaster baru. Dirinya mendoakan semoga tidak ada yang terpapar dari pelaksanaan amalatul Quran. Tentu usaha itu telah ditempuh dengan menerapkan prokes secara ketat selama pelaksanaan.

“Insya Allah Al Quran yang kita baca dan syiarkan dapat menjadi benteng untuk diri kita dan keluarga dari berbagai musibah. Semoga pasca pelaksanana ini semua diberikan kesehatan. Yang terpenting adalah protokol kesehatan harus terus diutamakan,” ujarnya.

Dirinya merasa yakin jika bacaan Al-Quran yang dilantunakan para hafizdah memberikan keberkahan bagi lingkungan Pemkot Tangel, sejak dibuka pada Jumat (2/7) dan ditutup pada Minggu malam yang awalnya akan ditutup pada Senin (5/7). Namun dengan melihat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan maka pelaksanaan dipercepat.

“Selama tiga hari para amalatul Quran menghiasi gedung-gedung Pemkot, mudah-mudahan dengsan lantunan dapat memberkahi Pemkot Tangsel,” ujarnya.

Lanjut ia, protokol secara ketat menjadi pedoman pelaksanaan, termasuk pembukaan dilakukan secara daring untuk menghindari kerumunan. Itupun berlangsung tidak kurang dari dua jam saat pembukaan. Ini menunjukan bahwa para ulama memiliki peran dalam mengkampanyekan protokol kesehatan kepada masyarakat. Melalui pelaksanaan ini menjadi syiar Islam serta ajakan betapa pentingnya kesehatan dalam kehidupan ini.

“Dalam mendukung program PPKM maka dilaksanakan dengan ketat, tidak ada pengungjung, hanya dihadiri oleh dewan hakim dan peserta. Termasuk tidak ada pawai taaruf, defile serta selama pertandiangan tidak ada final. Itu merupakan upaya yang dilakukan memutus matarantai Covid-19,” tambah ia.

Demikian ditegaskan Kepala Kemenag Kota Tangsel Abdul Rojak jika pelaksanaan sudah sesuai prokes. Semua sudah diseting dengan arena lomba, antar tempat duduk dewan hakim diberikan jarak berjauhan, menggunakan masker, serta mereka memperhatikan kebersihan.

“Semua upaya untuk memutus matarantai dilaksanakan sejak pembukana hingga penutupan. Itupun akhirnya pelaksanaan dipercepat hanya tiga hari yang harusnya empat hari,” tegas Rojak.

Sementara itu, pelaksanaan MTQ ini sudah lama dipersiapkan dengan berbagai tahapan dan rangkain. Jadi bukan saat ada PPKM Darurat baru direncanakan. Tapi sudah jauh-jauh hari. Dirinya juga menampik tudingan ada kerumunan di masjid Al Itisom.

“Jika ada yang mengatakan ada kerumunan di Masjid itu saya tegaskan bahwa mereka usai melaksanakan salat. Biasa kalau orang abis salat pada istirahat. Namun setelah itu masjid disterilkan dan digaris keliling,” jelasnya.

Sementara itu pada Minggu pagi, Walikota Tangsel Benyamin Davnie juga menginjau arena perlombaan. Dalam tinjuanya itu dirinya menegaskan bahwa pelaksanaan MTQ sudah sesuai dengan protokol kesehatan. Tidak ada kerumunan, berjarak dan semua menggunakan masker.

Adapun saat pembukaan dihadiri Wakil Walikota Tangsel Pilar Saga Ichsan, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Tangsel Aliasyah dan perwakilan dari BNN Kota Tangsel serta BPN Kota Tangsel, yang diikuti oleh para khafilah dari masing-masing kecamatan secara virtual.

(Red)