Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Ady Wibowo

JAKARTA – Polres Jakarta Barat menggerebek sebuah gudang farmasi milik PT ASA yang diduga sebagai lokasi penimbunan obat yang kerap digunakan untuk penyembuhan pasien Covid-19. Selain jadi tempat penimbunan, gudang juga diduga menjual obat dua kali lipat dari harga eceran tertinggi (HET).

Dalam penggerebekan, polisi mengamankan 730 boks obat-obatan dari 11 jenis obat.

“Jadi kemarin di kompleks pergudangan wilayah Kalideres, salah satu ruko terindikasi menjadi tempat penimbunan (obat). Dalam pengerebekan tersebut kita berhasil mengamankan 730 boks obat dari 11 jenis obat yang saat ini sangat dibutuhkan untuk penyembuhan pasien Covid-19,” ungkap Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Ady Wibowo dalam keterangan persnya, Selasa (13/7/2021).

Tak hanya diduga melakukan penimbunan, gudang tersebut juga teridikasi menjual obat-obatan tersebut dengan harga melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang tercantum dalam KepMen Nomor HK.01.07/MENKES/4826/2021 tentang Harga Eceran Tertinggi Obat dalam Masa Pandemi Covid-19.

“Indikasinya seperti itu (menjual melebihi HET). Berdasarkan informasi dari tiga tersangka yang kita amankan, mereka menyebut menjual jenis obat Azithromycin 500 mg sebanyak 730 boks yang harga awalnya Rp 1.700 per tablet dan diduga akan dinaikkan menjadi Rp 3.350 per tablet atau dua kali lipat dari HET,” lanjut Kapolres.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Joko Dwi Harsono juga menyebut bahwa barang ini ditimbun dalam jumlah ribuan dus di gudang farmasi tersebut. Obat tersebut rencananya juga akan disebar ke berbagai wilayah di Jabodetabek dan kota-kota di Pulau Jawa.

“Mereka rencananya akan menyebar ke wilayah Jabodetabek, namun karena ada indikasi penimbunan ya kita akan usut. Agar obat ini bisa sampai ke warga yang membutuhkan,” tegasnya.

Meski belum bisa menghitung total kerugian negara dalam kasus ini, polisi menyebut bila memang hal tersebut terjadi maka akan ada ratusan juta rupiah yang dihasilkan dari perbuatan ketiga tersangka dan perusahaan tersebut.

“Ini ada 730 boks kali 20 (tablet), kalau tadi kita coba-coba hitung ada sekitar 2.920-an bisa untuk 3.000-an orang lah, dan yang jelas tadi ada disparitas harga hampir sekitar Rp 1.500 sampai Rp 1.700-lah tadi dikali berapa ribu butir tadi,” tandasnya.