Foto: Anak-anak Etiopia

JAKARTA – Ketua Dana Anak-anak PBB (UNICEF) Henrietta Fore, pada Senin (9/8/2021) mengaku prihatin dengan laporan pembunuhan lebih dari 200 orang terlantar, termasuk 100 anak-anak, di wilayah Afar, Etiopia.

“Intensifikasi pertempuran di Afar dan daerah lain yang berdekatan dengan Tigray adalah bencana bagi anak-anak. Ini menyusul konflik bersenjata selama berbulan-bulan di Tigray yang telah menempatkan sekitar 400.000 orang, termasuk setidaknya 160.000 anak-anak, dalam kondisi seperti kelaparan,” kata Henrietta Fore, direktur eksekutif UNICEF.

Seperti dilaporkan Xinhua, serangan terhadap keluarga pengungsi yang berlindung di fasilitas kesehatan dan sekolah terjadi pada Kamis.

Pertempuran baru-baru ini membuat lebih dari 100.000 orang mengungsi, kata Fore, menambah 2 juta orang yang sudah mengungsi dari rumah mereka.

“UNICEF memperkirakan peningkatan 10 kali lipat dalam jumlah anak-anak yang akan menderita kekurangan gizi yang mengancam jiwa di Tigray selama 12 bulan ke depan,” katanya.

Program Pangan Dunia (WFP) hanya bisa menjangkau setengah dari orang-orang yang direncanakan untuk dibantu, termasuk masyarakat di ambang kelaparan di Etiopia utara. WFP menghadapi kekurangan makanan, uang tunai, bahan bakar, dan peralatan telekomunikasi yang berfungsi.

Pekan lalu, kata WFP, lebih dari 175 truk bantuan tiba di wilayah Tigray melalui koridor Abala dan 90 truk lainnya diperkirakan akan datang dalam beberapa hari mendatang.

Sekitar 90% populasi Tigray, sekitar 5,2 juta orang, membutuhkan bantuan pangan kemanusiaan. Badan PBB dan mitranya membutuhkan setidaknya 100 truk pangan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan mereka.