Foto: ilustrasi

JAKARTA- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut pemberian dosis ketiga atau booster vaksin virus corona (Covid-19) terhadap tenaga kesehatan (nakes), tidak harus menggunakan vaksin asal perusahaan Amerika Serikat, Moderna.

Dijelaskannya, apabila nakes khawatir terhadap pencampuran jenis vaksin. Maka nakes dapat memilih menggunakan vaksin yang sesuai dengan pemberian dosis satu dan dua, yakni vaksin Sinovac sebagai booster mereka.

“Memang bagi para nakes yang suntik ketiganya tidak nyaman dengan platform berbeda, kita tetap membuka opsi untuk suntik ketiganya, boosternya, dengan vaksin platform yang sama,” kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX yang disiarkan melalui kanal YouTube DPR RI, Rabu (25/8).

Kendati demikian, Budi mengatakan bahwa para nakes kebanyakan sudah sepakat untuk menerima booster vaksin dengan platform berbeda untuk saat ini. Ia menyebut, capaian booster pada nakes sudah mencapai 34 persen atau sekitar 450 ribu nakes yang sudah menerima suntikan dosis ketiga vaksin Covid-19.

Sementara provinsi yang masih minim melakukan vaksinasi booster nakes adalah Papua, Jambi, Gorontalo, Papua Barat, dan Maluku Utara.

“Dan paling tinggi itu di Bali dan Kepulauan Riau,” kata dia.

Indonesia sejauh ini sudah kedatangan sebanyak 8.000.160 vaksin Moderna. Vaksin itu untuk sementara ini hanya digunakan sebagai booster vaksin pada sekitar 1.468.764 nakes di seluruh Indonesia, juga vaksin dosis 1-3 pada nakes yang sama sekali belum divaksinn.

Meski begitu, pemerintah juga telah mengalokasikan sisa vaksin Moderna untuk ibu hamil dan masyarakat umum. Namun, Kementerian Kesehatan sebelumnya menegaskan bahwa pemberian itu hanya untuk dosis satu dan dua, bukan booster.