Kapuspenkum Kejagung, Leonard Eben Ezer Simanjuntak (tengah)

JAKARTA – Kejaksaan Agung menetapkan mantan Wakil Presiden Perdagangan, Penangkapan dan Pengelolaan Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo), Wenny Prihatini, sebagai tersangka dugaan korupsi di perusahaan tersebut.

“Dari tujuh orang saksi yang dipanggil dan diperiksa hari ini, tim penyidik menetapkan tiga orang tersangka dalam perkara tersebut,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Leonard Eben Ezer Simanjuntak melalui konferensi pers daring pada Kamis (21/10/2021).

Tak hanya Wenny, penyidik juga menetapkan Direktur PT Kemilau Bintang Timur Lalam Sarlam dan Direktur PT Prima Pangan Madani, Nabil M Basyuni, sebagai tersangka.

Dikatakan Leonard, ketiga tersangka ditahan di lokasi yang berbeda. Untuk Wenny, ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba cabang Kejaksaan Agung. Kemudian untuk Lalam dan Nabil ditahan di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.

“Seluruhnya ditahan selama 20 hari pertama terhitung sejak 21 Oktober hingga 9 November 2021,” ujar Leonard.

Sebagai informasi, perkara korupsi ini bermula ketika Perum Perindo menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term note/MTN) pada 2017 untuk mendapatkan dana dari jualan prospek penangkapan ikan. Dari penerbitan MTN, Perum Perindo mendapatkan dana MTN Rp 200 miliar yang dicairkan pada Agustus dan Desember 2017.

Tapi, sebagian besar dana yang dipakai untuk modal kerja perdagangan tersebut menimbulkan permasalahan kontrol transaksi. Transaksi terus berjalan, meskipun mitra Perum Perindo yang terlibat terindikasi kredit macet.

Kontrol yang lemah dan pemilihan mitra kerja Perum Perindo yang tidak hati-hati diduga membuat perdagangan pada saat itu mengalami keterlambatan perputaran modal kerja. Akhirnya sebagian besar transaksi menjadi piutang macet dengan total nilai Rp 181,1 miliar.