Foto: ilustrasi

JAKARTA – Gejala berupa demam atau kehilangan kemampuan mencium rata-rata tidak dialami penderita Covid-19 yang terinfeksi varian Omicron. Ada gejala lain yang menandakan bahwa seseorang telah terinfeksi Covid-19 varian ini.

Mengutip detik.com, penderita Covid-19 varian Omicron umumnya memiliki gejala seperti terkena penyakit pilek atau flu. Indikasi seperti sakit kepala atau hidung yang mengeluarkan ingus menjadi dua ciri utama.

“Hidung meler dan sakit kepala adalah gejala dari banyak infeksi, tetapi mungkin juga merupakan gejala pertama – dan satu-satunya gejala – dari Covid. Oleh karena itu, jika Anda memiliki gejala-gejala ini, saya menganjurkan untuk melakukan tes,” kata ilmuwan dalam studi ZOE Covid, Prof Tim Spector, dikutip Sabtu (12/2/2022).

Mengutip Best Life,Maya Clark-Cutaia selaku profesor di New York University Meyers College of Nursing mengatakan orang yang sudah divaksin dan terinfeksi Omicron cenderung mengeluhkan sakit kepala dan nyeri tubuh. Gejala ini seperti ketika seseorang menderita pilek yang parah.

Kemudian, gejala sesaknapas, batuk danindikasimirip flu terjadi pada mereka yang terinfeksi Covid-19 namun belum divaksinasi.

Direktur Kesehatan Global Pengobatan Darurat di New York-Presbyterian dan Pusat Medis Universitas Columbia Craig Spencer mengatakan orang yang menerima booster mungkin merasakan sakit tenggorokan. Sementara mereka sudah divaksin dua dosis punya gejala kelelahan dan batuk, namun tidak ada sesak napas.

Kepala Bagian Penyakit Menular di Penn Presbyterian Medical CenterJudith O’Donnel berkata, mayoritas penderita Covid-19 varian Omicron tidak akan mengalami demam apalagi jika sudah divaksin dan dapat suntikan penguat.

“Orang yang divaksinasi punya gejala pilek, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, namun tidak demam. Jika Anda divaksinasi dan dibooster dan itu adalah gejala yang dialami, mungkin terkena Covid-19,”kata Judith.

Sementara itu,Spesialis Penyakit Menular di University of California Peter Ching-Hong mengatakan orang yang divaksinasi dan mendapatkan booster punya gejala yang tidak terlalu parahdanwaktu sakitnya berlangsung lebih singkat.

Dia mengatakan orang yang tidak divaksinasi akan bergejala selama lima hari atau lebih. Namun mereka yang menerima vaksin lengkap hanya punya gejala 1-2 hari.

Terakhir, menurut Daniel Griffin selaku spesialis penyakit menular di ProHealth New York, orang yang tidak divaksin mendapatkan penyakit lebih sistematik seperti pneumonia akibat Omicron.

“Faktanya saya belum merawat orang yang dibooster di rumah sakit saat ini dengan Covid, menunjukkan mereka adalah pasien rawat jalan dan sembuh di rumah,” kata Griffin.