Foto: ilustrasi
JAKARTA – Indeks dolar AS melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), setelah data ekonomi Tiongkok tercatat melambat. Hal ini menambah kekhawatiran tentang prospek perlambatan global.

Dikutip Indonesiaparlemen Selasa, 17 Mei 2022, indeks dolar terakhir turun 0,37 persen pada 104,16, setelah sempat melintasi level 105.

Dolar Australia, yang sangat terekspos terhadap ekonomi Tiongkok, berbalik arah seiring berlalunya hari dan terakhir naik terhadap dolar setelah jatuh sebanyak 0,9 persen.

Euro naik 0,26 persen pada USD1,0438 tetapi tidak jauh dari level terendah minggu lalu di USD1,0354, level terendah sejak awal 2017.

Adapun aktivitas ritel dan pabrik di Tiongkok turun tajam pada April karena kebijakan lockdown yang ekstensif membatasi pekerja dan konsumen domestik.

“Penting untuk digarisbawahi risikonya mengarah pada dolar yang lebih kuat dan terutama, itu karena jika Anda melihat iklim ekonomi makro, fundamentalnya tidak terlihat bagus. Dari perspektif risk-off yang seharusnya masih mendukung dolar terhadap sebagian besar mata uang,” kata kepala analis valas Amerika Utara  Bipan Rai.

Namun greenback sedang berkonsolidasi setelah kekuatannya baru-baru ini dan sesi perdagangan yang lebih terbatas mungkin terjadi.

Bitcoin terakhir diperdagangkan di sekitar USD29.881 atau turun lebih dari 4,0 persen, setelah jatuh menjadi USD25.400.