Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki

JAKARTA Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah menyetujui nama negara Republik Turki di organisasi dari “Turki” menjadi “Türkiye” (tur-key-YAY).

Dikutip dari Al Jazeera, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa sebuah surat telah diterima pada hari Rabu (1/5/2022) dari menteri luar negeri Turki Mevlut Cavusoglu yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, meminta penggunaan “Türkiye” daripada “Turki” untuk semua urusan.

Dujarric mengatakan perubahan nama negara itu berlaku efektif sejak surat itu diterima.

Cavusoglu mengumumkan pengajuan resmi surat tersebut kepada PBB dan organisasi internasional lainnya pada hari Selasa.

“Bersama dengan Direktorat Komunikasi kami, kami telah berhasil mempersiapkan landasan yang baik untuk ini,” kata surat itu.

“Kami telah meminta PBB dan organisasi internasional lainnya, negara-negara untuk melihat perubahan ini menggunakan ‘Türkiye’,” ucap Cavusoglu kepada Anadolu Agency.

Turki memulai langkah untuk mengubah nama resminya yang diakui secara internasional dalam bahasa Inggris menjadi Türkiye pada bulan Desember setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan merilis sebuah memorandum dan meminta publik untuk menggunakan Türkiye untuk menggambarkan negara itu dalam setiap bahasa.

“Türkiye diterima sebagai merek payung untuk negara kita di tempat-tempat nasional dan internasional,” kata Erdogan saat itu.

“Türkiye adalah representasi dan ekspresi terbaik dari budaya, peradaban, dan nilai-nilai rakyat Turki.”

Erdogan juga menyarankan perusahaan untuk menggunakan “Made in Türkiye” untuk barang ekspor mereka.

Dia juga menginstruksikan lembaga negara untuk menggunakan Türkiye dalam korespondensi mereka.

Mengutip NPR, negara itu menyebut dirinya Türkiye setelah deklarasi kemerdekaannya pada tahun 1923, The Associated Press mencatat.

Sebagian besar publik Turki sudah mengenali nama itu, meskipun versi bahasa Inggrisnya juga umum digunakan di dalam negeri.

Pada bulan Januari, negara itu meluncurkan kampanye pariwisata yang disebut “Halo Türkiye,” dengan sebuah video yang menunjukkan turis mengucapkan frasa tersebut dari berbagai situs di seluruh negeri.

Penyiar negara TRT World mengatakan tujuan kampanye itu adalah untuk “mengumumkan dan meningkatkan kesadaran global tentang penggunaan nama asli negara itu.”

Pejabat Turki dan media yang dikelola pemerintah menyarankan ada beberapa alasan di balik dorongan agar negara itu diakui secara internasional sebagai Türkiye, termasuk memperkuat identitasnya dan menjauhkan diri dari asosiasi tertentu yang kurang menyanjung (dan hasil pencarian).