Foto: Ilustrasi institusi Polri

JAKARTA – Indonesia Police Watch (IPW) desak institusi Polri agar memecat atau memberikan sanksi pemberhentian dengan tidak hormat (PDTH) kepada 25 personel yang diduga tidak profesional dalam menangani kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Saat ini, 25 personel tengah diperiksa oleh Inspektorat Khusus (Irsus) terkait dugaan ketidakprofesionalan tersebut.

“Meminta tim khusus internal bentukan Kapolri yang terdiri anggota Polri senior dan peraih Adhi Makayasa untuk menerapkan sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) terhadap anggota Polri tersebut,” kata Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso dalam keterangannya kepada Indonesiaparlemen.com, Jumat (5/9/2022).

Sugeng menilai, 25 personel itu telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan Pasal 13 dan 14 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri. Karenanya, perlu diberikan sanksi tegas.

“Mereka telah melakukan pelanggaran berat Kode Etik Profesi Polri (KEPP) berupa ketidakprofesionalan dalam melaksanakan tugas,” jelas dia.

Dia juga menyinggung Listyo selaku Kapolri yang pernah menyampaikan tak segan memecat langsung anggotanya jika terbukti melakukan pelanggaran. Dan Komitmen inilah, kata dia, mesti dijalankan oleh Listyo.

“Komitmen ini harus terus dipegang Kapolri Listyo Sigit, saat menghadapi adanya ketidakprofesionalan yang dilakukan anggota Polri dalam penanganan kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Briptu Yosua di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo,” terang Sugeng.

Sugeng menyampaikan bahwa pemeriksaan terhadap puluhan personel ini juga bisa dianggap sebagai upaya bersih-bersih Polri. Dia mendukung tindakan tegas diberikan kepada personel yang tidak profesional.

“Merupakan bersih-bersih pimpinan Polri terhadap ‘tangan-tangan kotor’ yang mencoreng institusi Polri,” kata dia.

Untuk diketahui, buntut kasus kematian Brigadir J, sebanyak 25 personel Polri diperiksa oleh Inspektorat Khusus (Irsus) terkait dugaan ketidakprofesionalan dalam menangani kasus penembakan terhadap Brigadir Yosua.

25 personel ini terdiri dari tiga jenderal bintang satu, lima kombes, tiga AKBP, dua Kompol, tujuh perwira pertama, serta bintara dan tamtama sebanyak lima personel.

Tak hanya itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mutasi terhadap 15 orang terkait kasus kematian Brigadir Yosua. Ini tertuang dalam Surat Telegram Nomor 1628/VIII/Kep/2022 tertanggal 4 Agustus 2022.