Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bekasi, Jawa Barat adakan sosialisasi yang bertajuk “Kita Tingkatkan Peran Ormas dalam merajut toleransi Dan Kebhinekaan dalam bingkai NKRI”.

BEKASI – M Sofyan Tsauri mantan terpidana teroris (eks Napiter) mengungkapkan  pergerakan teroris diawali ada suatu motivasi pembentukan kader kekuatan, dari orang yang memilki ideologi – ideologi politik tertentu.

Dari pengakuannya, mereka (teroris)  ingin memecah belah bangsa dan negara dengan membungkus mengatas namakan agama.

“Jangankan kepada non muslim, sesama muslim saja masih membeda-bedakan. Bagiamana mereka (kaum radikal) karena tidak sepaham dengan yang lain ideologinya,” ucap M Sofyan.

Menurutnya, para ulama di Indonesia sudah beberapa kali diprovokasi oleh orang -orang yang dimaksud namun hal itu tidak berhasil.

Dia mengingatkan kepada masyarakat indonesia untuk menghadapi pemilu 2024 mendatang agar tetap menjaga jangan sampai terprovokasi dengan hal yang kurang baik.

Kepala Unit Kontra Radikal Densus 88 Polri, Kompol Bambang menyampaikan jika Densus 88 sudah diminta mengajukan draft mengenai ideologi pancasila.

Yang nantinya, kata dia, setelah tersusun draft tersebut akan di adakan pengkajian bersama oleh kemenkopolhukam, BPNT, dan Densus 88.

“Siapapun yang belajar di Indonesia menolak ideologi pancasila itu nanti ada solusi hukumnya,” kata dia di Gedung PGRI, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/9/2022).

Dia mengimbau jika terindikasi ada pondok pesantren yang diduga lakukan penyimpangan terkait ideologi segera melaporkan ke pihaknya.

Agus Enap Selaku Kepala Bidang Ormas di Kesbangpol Kota Bekasi menyebut ada 180 ormas yang mengikuti acara tersebut.

“180 ormas kita bagi 2 untuk efektifitas kegiatan sosialisasi, misinya pesan yang disampaikan sampai (dipahami),” kata dia.

Hal itu dilakukan, agar peran ormas semakin optimal dalam membantu tugas pemerintah daerah.

“Terutama perannya dalam toleransi dan merajut ke bhinekaan,” pungkas dia.

Jurnalis: Dirham