JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto beserta jajarannya Hadiri rangkaian HUT Bhayangkara ke 73, di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Acara ini pun dibuka dengan jalan sehat dari Monas ke kawasan Sarinah.

Tito mengakui, acara ini seharusnya dilakukan pada 1 Juli 2019. Namun, acara ini harus diundur karena suasana Indonesia yang masih memanas pasca Pilpres 2019, khususnya di Jakarta.

“Event ini bagian rangkaian peringatan hari Bhayangkara ke 73, 1 Juli 1946 – 1 Juli 2019. Harusnya dilaksanakan tgl 1 Juli, tapi karena dinamika keamanan, tanggal 27 dan 28 masih ada sidang MK. Upacara tanggal 1 diundur semuanya jadi tanggal 10 serempak seluruh Indonesia,” kata Tito di Monas, Minggu (7/7/2019).

Menurut Tito, Polri dan TNI menjadi ujung keamanan Indonesia. Dengan acara ini, Tito berharap TNI-Polri semakin solid dalam segala hal.

“Selama ini, dengan kebersamaan yang membuat kita semua bisa berdiri tegak di Monas ini. Berbagai event besar selama setahun terutama tentang keamanan, alhamdulilah bisa kita lalui bersama. Poin penting kerjasama soliditas sinergi antara TNI-Polri, dua pilar utama bangsa. Kita melampaui Pilkada 2018, 171 pilkada serentak seluruh Indonesia. Kita melalui berbagai peristiwa besar. Gempa bumi di Lombak, tsunami Palu, Selat Sunda. Semuanya dapat kita lalui,” jelasnya.

Tito berharap tak ada lagi berita-berita hoaks dikalangan masyarakat. Tito juga minta kelompok cebong dan kampret bersatu membangun Indonesia.

“Kita melihat hoaks luar biasa, ada istilah cebong lah kampret lah. Sekarang tidak ada lagi cebong kampret, sekarang adanya bangsa Indonesia,” tandasnya.

(Glen/Rls.SN)