JAKARTA, INDONESIAPARLEMEN.COM – Hampir genap delapan bulan sejak Pemerintah Indonesia menetapkan status bencana non alam terhadap wabah penyakit virus corona Covid-19 pada 13 April 2020 lalu, nampaknya kondisi proses belajar dicsekolah semakin terhempaskan. Praktis saja SMK-SMK di Indonesia kosong tidak digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar para siswa.
Bahkan tampak terlihat bangunan-bangunan SMK banyak yang terkelupas warna dindingnya dan terlihat sangat lusuh, kumuh serta kotor.
Untuk membangkitkan semangat dan gairah belajar yang baru di SMK diperlukan suatu daya dan upaya sebagai ikhtiar bersama mengubah citra brand menuju kondisi SMK yang baru dan lebih sukses.
Maka perlu digulirkan Gerakan Rebranding SMK melalui Program Repainting Schools di sekolah oleh para pengelola sekolah.
Pada masa lalu, SMK banyak dibangun hanya untuk memenuhi kebutuhan fungsional dan kebutuhan dasar kejuruan saja. Warna-warna yang digunakan cenderung monoton seperti cokleat, putih pudar, krem, dan abu-abu mendominasi sebagian besar ruang kelas, bangku kelas dan lorong sekolah.
Saat ini satu per satu SMK di Indonesia sudah mulai melakukan inisiasi melalui inisiasi gerakan Rebranding SMK melalui Program Repainting Schools di Masa Pandemi COVID-19 secara mandiri melibatkan para siswa SMK dan karyawan SMK pada penguatan ekstrakurikuler olahraga seperti SMK Negeri 1 Kebonsari Kabupaten Madiun.
Inisiasi gerakan Rebranding SMK melalui Program Repainting Schools di Masa Pandemi COVID-19 untuk fasilitas praktik siswa juga telah dilakukan, salah satunya oleh SMK Negeri 1 Purworejo.
Repainting Schools dilakukan dengan pengecatan ulang fasilitas sekolah dengan pemilihah warna yang mampu menumbuhkan semangat belajar.
Program ini dapat diaplikasikan pada fasilitas SMK yang sudah lama atau belum pernah diperbarui sama sekali, khususnya dilakukan pada area lingkungan belajar praktik siswa.
Pemilihan warna dan estetika yang menarik akan memberikan dampak yang sangat besar pada emosi dan pola pikir siswa dan guru SMK selama menjalani hari-harinya di sekolah.
Pewarnaan, Desain dan estetika hampir tidak menjadi pertimbangan. Ironisnya lagi, jika kondisi fasilitas SMK dibandingkan dengan fasilitas SMA bagaikan langit dan bumi, dimana fasilitas SMK jauh lebih kumuh, lusuh dan kotor.
Namun mulai pada saat ini dan masa yang akan depan, SMK dituntut lebih modern dan lebih bersih dengan salah satunya berfokus pada warna dan desain untuk membantu Rebranding identitas dan karakter SMK yang baru, serta meningkatkan pengalaman pendidikan bagi siswa generasi Alpha melalui pilihan estetika yang tepat.
Warna bercorak millenial adalah tools untuk mengekspresikan diri, mengomunikasikan pikiran dan perasaan serta membantu para siswa generasi Alpha dalam identifikasi diri. Warna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sarana agar para siswa SMK mendapatkan pengayaan pengalaman dalam proses pembelajaran kehidupan dan pembentukan karakter.
Selain itu kesediaan pengelola SMK untuk memberikan beberapa dinding untuk di-mural akan meningkatkan antusiasme dan kreativitas para siswa SMK dalam belajar.
Kadangkala siswa SMK mengalami perasaan jenuh dan stress terhadap materi-materi kejuruan yang diberikan oleh guru. Oleh karenya diperlukan sarana penghilang kejenuhan dan stress tersebut melalui melukis pada dinding sekolah, seperti pada beberapa sekolah diantaranya SMK Negeri 1 Purworejo.
Peran serta Kemdikbud dan Dinas Pendidikan Provinsi untuk senantiasa mendorong SMK agar melakukan program Repainting Schools secara mandiri secara berkala melalui penggunaan dana BOS SMK setiap tahunnya menjadi kunci penting keberhasilan ini.
Akan tetapi, kesadaran dari pihak SMK untuk secara konsisten menjaga agar sekolah lebih modern dan lebih bersih dengan berfokus pada warna dan desain adalah persyaratan dasar dari keberhasilan program ini.
Ketua Bidang Pendidikan Forum Wartawan Jakarta (FWJ) melalui Kepala Bidang Humasnya Bambang Suryono mengapresiasi atas inisiasi yang ditulis oleh Ari Wibowo Khurniawan Perencana Ahli Madya – Koordinator Bidang Sarpras SMK- Direktorat SMK- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Pemerhati School Governance.
Bambang menyebut program tersebut merupakan terobosan yang harus direalisasikan diseluruh Indonesia. “Meski kondisi pandemi covid-19 masih terus menghantui, akan tetapi menjaga keindahan serta kebersihan sekolah-sekolah harus tetap menjadi prioritas utama.” Ucap Bamsur ketika dihubungi di Jakarta, Jum’at (30/10/2020).
Dikatakannya, program yang dianggapnya sebagai gagasan cemerlang tersebut juga akan mampu menyadarkan sekolah-sekolah dari tingkat PAUD, TK, SD dan SLTP, sehingga ketika masa pandemi berakhir, maka kondisi sekolahan tetap terawat dengan baik dan tidak adanya libur panjang lagi untuk melakukan perenovasian maupun pengecetan ulang sekolah-sekolah. [Glen/FWJ]
Tinggalkan Balasan