JAKARTA, INDONESIAPARLEMEN.COM – Pemerintah Hong Kong memerintahkan pemusnahan pada 3.000 babi di kota tersebut. Tindakan ini dilakukan paska penemuan virus African Swine Fever Flu (flu babi Afrika) pada salah satu peternakan di Hong Kong.
Virus ini ditemukan di daerah pedesaan Yuen Long, di utara dekat perbatasan China. Meski tak menular ke manusia, flu babi Afrika menyebar cepat di China tahun 2018 dan 2019, mengakibatkan sebanyak 10.000 babi dimusnahkan dan membuat harga daging hewan itu melambung tinggi.
Departemen Pertanian dan Perikanan Hong Kong yang mengawasi penyelidikan menyebut virus ini terbatas pada satu peternakan saja. Pemilik akan diberi kompensasi.
“Anggota masyarakat tak perlu khawatir,” kata departemen dikutip Reuters, Kamis (11/2/2021).
Hong Kong memiliki 43 peternakan babi. Ini memenuhi 15% pasokan babi hidup di kota itu.
Selain China, flu babi Afrika juga pernah menyerang Korsel. Sebanyak 325 babi hutan terinfeksi di Maret 2020.
“Berbeda dari penyakit hewan lainnya, seperti penyakit kaki dan mulut, yang ditularkan melalui udara, demam babi Afrika menyebar melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau sisa-sisa mereka,” tulis Korea Herald mengutip ahli.
Sebagai bagian dari langkah-langkah pencegahan, pihak berwenang telah memusnahkan sekitar 400.000 babi. Saat ini, tidak ada vaksin atau obat.
(CNBC/Red)
Tinggalkan Balasan