JAKARTA, INDONESIA PARLEMEN – Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membeberkan bahwa rencana pemerintah mengadakan impor beras sebanyak 1 juta ton merupakan strategi pemerintah agar tidak didikte oleh spekulan dan pedagang.
Hal ini guna memantau jumlah stok pangan di pasar. ia menyebut tugas pemerintah lainnya adalah menciptakan stabilitas harga. Apabila stok mencukupi namun harga terus naik, ia menyebut pemerintah harus melakukan intervensi.
Masih menurutnya, importasi merupakan mekanisme pemerintah untuk mengintervensi pasar. Ia menyebut meski telah ditetapkan kuota impor 1 juta ton, tapi belum tentu akan dibuka keran impor sebanyak itu.
“Pokoknya saya ingatkan ini adalah mekanisme pemerintah, bukan berarti kami menyetujui suatu jumlah untuk impor serta merta itu diharuskan impor segitu,” Ujarnya, Senin (15/3/2021).
Dia memastikan impor beras tidak akan menghancurkan harga beras petani seperti yang dikhawatirkan, mengingat pada panen raya akan segera berlangsung pada Maret-April mendatang.
“Saya sebagai Mendag mesti memastikan kita ini punya strategi, tidak boleh pemerintah ini didikte oleh pedagang, tidak boleh pemerintah dipojokkan oleh pedagang,” tambahnya.
Namun sayangnya, ia tak menjelaskan strategi yang dimaksudnya itu secara rinci. Ia berdalih hal itu merupakan strategi pemerintah dalam menghadapi mafia pangan.
“Ini strategi saya, jumlah, waktu, dan harga itu ada di kantong saya, enggak boleh saya diceritain. Kalau saya ceritain semuanya bukan strategi namanya tapi pengumuman,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah akan mengimpor beras sebanyak 1 juta sampai 1,5 juta ton dalam waktu dekat. Hal ini dilakukan demi menjaga pasokan dan harga beras di dalam negeri.
“Salah satu yang penting adalah penyediaan beras dengan stok 1 juta-1,5 juta ton,” ungkap Airlangga dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2021, Kamis (4/3/2021).
Penulis: Redaksi
Tinggalkan Balasan